UMKM dampingan (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar Program Pendampingan untuk 26 ribu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) produsen sektor pengolahan di 10 Kawasan Wisata Prioritas, termasuk Sumatera Utara (Sumut).
Tren digital yang membuat pelaku UMKM mampu bertahan di kala pandemi, sudah dirasakan oleh banyak pelaku usaha. Namun masih sangat banyak UMKM yang belum berhasil menerapkannya secara maksimal. Mereka inilah yang disasar oleh Ditjen Aptika Kominfo melalui program Active Selling.
Di marketplace telah tumbuh dan berkembang UMKM-UMKM dari berbagai daerah, itu dapat dilihat dari nama daerah yang (biasanya) tertera di bawah logo toko online mereka. Seperti diungkapkan Dani, salah satu fasilitator yang diterjunkan di wilayah Sumut, Program Active Selling Kominfo 2021 menyaring para pelaku usaha yang belum mengenal jauh seluk-beluk berjualan secara online.
“Pada dasarnya peserta-peserta ini sudah mengerti akan jualan online, tapi mereka belum terampil dan tidak memiliki tips-tips yang mampu membuat toko online mereka berkembang pesat. Oleh karena itu, kami mendampingi mereka untuk memanfaatkan aplikasi-aplikasi digital agar dagangan mereka cepat laku dan menembus pasar seluas-luasnya,” tutur Dani, Jumat (15/10).
Salah satu peserta yang berasal dari Tapanuli Utara, Hari Harahap, merasakan manfaat atas program yang berjalan selama Juli hingga Desember 2021 ini. Merintis usaha pengolahan buah pala sejak 3 tahun lalu, berbekal hanya dengan media sosial, ia sudah mampu memasarkan produknya hingga ke Kalimantan dan Jawa.
Sayang toko online-nya di marketplace belum dapat mengangkat omset dagangannya. Selama mengikuti Program Active Selling 2021, ia paham bahwa berjualan di marketplace ternyata membutuhkan teknik dan pendekatan khusus.
“Ternyata berjualan di marketplace itu banyak tipsnya. Dulu saya asal saja mengunggah produk dengan deskripsi ala kadarnya. Didampingi fasilitator, sekarang saya mengerti bahwa dari foto produk hingga menuliskan deskripsi tidak boleh sembarangan. Juga ada waktu yang tepat untuk mengunggah dagangan. Bahkan saat ini ada aplikasi agregator yang mempermudah kita dalam mengunggah serta monitoring produk di berbagai toko online hanya dengan satu aplikasi,” terang Hari.
Hari berharap program pendampingan kepada UMKM di daerah-daerah dapat terus berkesinambungan. Tidak putus di tengah jalan. Lelaki paruh yang semangat melihat peluang besar bisnis pengolahan buah pala ini, ingin memasarkan produknya lebih luas karena produknya memiliki keunggulan dibanding yang lain.
“Hasil olahan buah pala saya bikin berbeda. Sirupnya lebih kental agar makin berasa dan beraroma, tapi halus sehingga bisa dinikmati setiap lidah. Semoga tahun depan program ini masih berlanjut, sehingga kami mampu bersaing di pasar digital,” sebutnya.
I Nyoman Adhiarna, Direktur Ekonomi Digital Kominfo mengungkapkan, salah satu permasalahan UMKM di sektor produksi dan pengolahan adalah distribusi. Melalui fasilitas-fasilitas digital, mestinya permasalah tersebut dapat teratasi.
Program Active Selling berusaha menjembatani agar para pelaku UMKM dapat memanfaatkan marketplace dan aplikasi-aplikasi digital lainnya untuk membuat proses bisnis makin efektif dan efisien. Sehingga dengan keterbatasan yang ada, UMKM mampu memasarkan produk mereka lintas daerah.
“Banyak memang tantangan bagi UMKM ini. Mereka harus mampu beradaptasi dengan platform-platform digital dengan baik dan maksimal. Banyak kemudahan-kemudahan yang bisa didapat, salah satunya mengenai distribusi. Maka dari itu di Program Active Selling 2021 berusaha jemput bola ke daerah-daerah, mendampingi mereka dari level dasar kalau perlu,” papar Nyoman.
Program Pendampingan ini bertujuan untuk mencapai Active Selling agar para pelaku UMKM diharapkan untuk aktif mengolah lapak, berinteraksi dengan para pelanggan, dan juga melakukan transaksi di marketplace.
Selama 6 bulan, para pelaku UMKM mendapatkan paket data gratis dan juga dibimbing oleh para Fasilitator terlatih dalam mengoptimalkan media sosial dan marketplace untuk kegiatan usaha, penggunaan kasir online dan agregator, serta pengenalan terhadap teknologi 4.0.
Program pendampingan ini mendapat tanggapan yang positif dari para pelaku UMKM dan stakeholder setempat, dan diharapkan dapat terus berlanjut di masa yang akan datang.
(TRY/RZD)