Soal Prospek Ekonomi di 2022, Adi Ming E: Lebih Menantang

Soal Prospek Ekonomi di 2022, Adi Ming E: Lebih Menantang
Adi Ming E (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Menghadirkan perumahan terbaru di tengah pandemi Covid-19 tentu butuh kepiawaian dan keberanian. Apalagi di saat bersamaan beberapa pengembang sangat disayangkan akhirnya terpaksa gulung tikar (kolaps). Terlebih lagi Indonesia baru saja keluar dari resesi ekonomi beberapa waktu lalu.

Tapi ini pula yang menjadi karakter otentik dari Samera Propertindo. Beberapa kali developer kenamaan Sumut ini keluar dari mainstream pengembang kebanyakan. Beberapa tercatat di antaranya pengembangan perumahan mewah di tengah kota, pergeseran strategi penjualan dari konvensional ke digital, penyelenggaraan pameran properti skala besar di awal pandemi, hingga terakhir menghebohkan media sosial dengan mystery campaign.

Hasilnya, Samera Propertindo stand out menjadi salah satu pengembang dengan inovasi paling kreatif, proyek produktif, dan penjualan atraktif. Ini tentu tidak terlepas dari tangan dingin Chairman Samera Propertindo, Adi Ming E yang cukup jeli membaca perubahan pasar, fenomena kekinian, beserta manajemen risiko di dalamnya.

Saat meladeni pertanyaan awak media di kantornya, Adi Ming E menyebutkan perubahan sangat nyata terjadi, dengan atau tanpa adanya pandemi. Sangat sulit untuk mendapatkan hasil yang luar biasa dengan pendekatan yang itu-itu saja. Pilihan yang ia miliki hanya ada tiga, pertama menonton perubahan, kedua hanya menganalisis perubahan, atau ketiga menjadi bagian dari perubahan. Kita memilih selalu berusaha menjadi bagian dari perubahan, lalu menjadikan itu DNA.

“Digitalisasi terbukti mengubah segalanya. Lima tahun lalu saya banyak dibantu teman-teman media cetak. Dua tahun lalu teman-teman media online. Tentu sebagian besar di sini juga masih ingat beberapa kali kita ketemu. Sekarang, teman-teman pegiat media sosial punya peran vital dalam campaign kemarin. Ada yang seorang beauty vlogger, traveler, food blogger, penulis, dll. Ini contoh yang sangat sederhana dari perubahan,” ucap Adi Ming E, Jumat (29/10).

Sebagai tokoh muda yang namanya diperhitungkan di Kota Medan, Adi Ming E dicecar beberapa pertanyaan seputar ekonomi khususnya lokal Kota Medan.

“Langit di tahun 2022 akan tetap biru, tapi juga sesekali mendung, gerimis, dan badai. Tahun ini juga begitu kan? Sebelum pandemi juga begitu. Yang terpenting kan seberapa banyak yang berani jualan payung ketika mendung dan jualan es ketika cuaca terik,” jelas Adi Ming E menganalogikan kondisi ekonomi di tahun depan.

Yang menarik, Adi Ming E justru berpendapat tahun 2023 dan 2024 akan sangat tidak terprediksi (unpredictable). Ada banyak kepala daerah purna tugas dan digantikan Plt hingga 2024. Lonceng tahun politik juga bunyinya serentak untuk semua posisi. Legislatif dan eksekutif bersamaan dipilih. Menurut Adi Ming E, akan banyak pengusaha yang grogi di tahun politik.

“Tahun 2022 sepertinya kita semua (pengusaha) bakal habis-habisan. Menyelesaikan perizinan, mengajukan permohonan, menentukan masa depan, ekspansi atau pivot, ya semua lah. Kalau sudah di tahun politik biasanya kita grogi, sungkan, apalagi kali ini beda. Satu lonceng pemilu untuk semua posisi,” ucap Adi Ming E mengenai pengaruh situasi politik pada sektor ekonomi.

Tapi, ia tetap optimis semua akan baik-baik saja. Hanya saja, ia lebih mengkhawatirkan orang-orang yang justru hanya memilih menonton orang berjualan payung di musim hujan dan es di musim panas. Apalagi sambil terus berkomentar musim lagi paceklik, tidak ada peluang.

Saat ditanya seputar keberanian meluncurkan proyek perumahan terbaru di tengah pandemi, Adi Ming E menyebut Samera Djohor termasuk salah satu proyek yang peluncurannya sengaja dipersiapkan menunggu momentum yang tepat.

Adi Ming E beranggapan masyarakat harus langsung menikmati kenaikan nilai yang tinggi setelah membeli sebuah unit properti. Salah satu cara untuk memastikan kenaikan nilai aset akan melesat adalah status proyek-proyek infrastruktur strategis sekitar kawasan Medan Johor.

Misalnya, selesainya beberapa proyek infrastruktur Pemerintah Daerah di kawasan tersebut. Mulai dari flyover, underpass, hingga pelebaran jalan. Prospek kawasan ini semakin cerah dengan perencanaan Jalan Metropolitan Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo) yang menjadikan kawasan ini semakin vital.

Baginya, tidak salah investor mempertimbangkan perkembangan kawasan lima atau sepuluh tahun lagi, tapi harus juga menghitung pertumbuhan jangka pendek. Samera Djohor akan menjadi aset yang sangat produktif mulai dari awal kepemilikan.

“Samera Djohor akan menjadi hunian yang sangat menyenangkan dan mengesankan. Infrastruktur sudah baik, fasilitas sudah lengkap, dan prospek pertumbuhan yang sangat cerah. Risiko nilai aset stagnan hingga sunset effect, sudah pasti tidak membebani pemilik hunian Samera Djohor,” ungkap Adi Ming E.

Adi Ming E tidak ingin masyarakat keliru membeli aset terlalu dini, lalu karena infrastruktur belum memadai, nilai aset rupanya tidak tumbuh dengan layak. Padahal aset yang nilainya tumbuh lambat termasuk kerugian investasi.

“Misalnya, sepuluh tahun lalu beli aset 10 juta, sekarang pasaran 12 juta. Iya, nilainya naik. Tapi 10 tahun naik hanya 20 persen happy nggak? Sekarang harga 12 juta, tahun depan 13 juta, gimana?” sebut Adi Ming E menjelaskan pentingnya membaca pengaruh kawasan pada nilai aset investasi.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi