Healing Earth Through Arts (HEARTs) (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Jakarta - Sampoerna Academy menegaskan komitmen untuk selalu memberikan pendidikan terbaik di Indonesia demi mendorong lahirnya generasi masa depan yang mampu bersaing secara global serta berempati tinggi terhadap isu sosial dan keberlanjutan.
Melalui Healing Earth Through Arts (HEARTs) yang merupakan bagian dari peringatan
United Nations Day yang jatuh di bulan Oktober, Sampoerna Academy berkolaborasi dengan komunitas Rumah Main STrEAM mengadakan kegiatan edukasi interaktif yang menyenangkan bagi anak-anak dalam memanfaatkan barang bekas menjadi karya seni dengan menggunakan pendekatan
Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics (STEAM).
Maharsi Palupining Rini, S. S, National Principal of Sampoerna Academy Surabaya mengungkapkan misi Sampoerna Academy untuk selalu memberikan pendidikan terbaik di Indonesia sejalan dengan salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau
Sustainable Development Goals (SDG) yaitu memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan adil serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.
“Sebagai institusi pendidikan, penting sekali bagi kami untuk terus mendukung program TPB dengan mendorong lahirnya generasi masa depan yang kritis, mampu bersaing, serta memiliki cita-cita menciptakan dunia lebih baik lagi. Tahun ini merefleksikan situasi saat ini, program UN Week lebih dari sekedar perayaan tetapi juga menitikberatkan akan kesadaran sosial dan empati para siswa dan generasi muda pada isu-isu keberlanjutan dan perubahan iklim sejak usia dini,” ungkapnya di Jakarta, Sabtu (30/10).
Hal senada juga diungkapkan Yuni Widiastuti,
Founder & Inisiator Komunitas Ibu Rumah Main STrEAM. “Melalui kesempatan bermain yang baru saja kita lakukan bersama, kami semakin sadar dan optimis bahwa peran orangtua serta masyarakat begitu berharga dalam mendampingi keterampilan abad 21 anak-anaknya. Saat ini disrupsi sedang terjadi, salah satunya yaitu adanya disrupsi dalam perubahan iklim dan lingkungan bumi kita.”
“Apakah akan ada bumi kedua untuk kita? Tentu pertanyaan ini hanya dapat dijawab oleh anak-anak kita saat mereka kelak sudah dewasa,” ujarnya.
Oleh karena itu, tambah Yuni, melalui aktivitas belajar sambil bermain dengan percobaan yang memanfaatkan limbah dan barang bekas di sekitarnya, Rumah Main STrEAM dan Sampoerna Academy ingin mengajak orangtua serta masyarakat untuk berpartisipasi aktif menerapkan pendidikan berbasis STEAM.
“Dengan menyediakan 15-30 menit bagi anak-anak bermain penuh makna sejak dini, maka harapannya kita akan melihat bumi ini baik-baik saja. Sebab anak-anak yang sudah teredukasi sejak
early age memahami bahwa bumi ini butuh dilindungi, bukan sekedar dimanfaatkan,” sebutnya.
Melalui program ini, sebagai pelopor STEAM di Indonesia, Sampoerna Academy berharap dapat mendukung pengembangan kompetensi 5C pada anak-anak Indonesia, yaitu Critical Thinking (Berpikir Kritis), Communication(Komunikasi), Collaboration (Kolaborasi), Creativity (Kreativitas), dan Character (Karakter) menggunakan pendekatan STEAM sekaligus mengenal nilai-nilai IGNITE (Integrity, Growth Mindset, Nobility, Innovation, Teamwork, danExcellence).
Sampoerna Academy secara konsisten menanamkan nilai-nilai ini kepada semua siswa karena Sampoerna Academy melihat IGNITE sebagai bagian penting dalam mendorong generasi Indonesia masa depan untuk memiliki empati sosial yang tinggi.
“Sampoerna Academy berharap program ini dapat menjadi langkah berarti dalam perjalanan para anak-anak Indonesia dalam menciptakan bumi dan dunia yang lebih baik lagi. Meski terlihat sederhana, tapi kami yakin akan membuahkan hasil dan perubahan positif bagi mereka dalam melihat pentingnya keberlanjutan bagi masa depan mereka,” tutup Palupi.
(RZD)