Perdana Menteri Narendra Modi dan Paus Fransiskus saling memeluk saat berada di Vatikan, Roma, Sabtu (30/10). (AFP)
Analisadaily.com, Roma - Perdana Menteri Narendra Modi, meminta Paus Fransiskus untuk mengunjungi India, sebuah pembukaan penting bagi pemimpin Gereja Katolik yang telah lama mencari undangan resmi ke negara mayoritas Hindu itu.
Modi (71), mengundang Paus Fransiskus selama pertemuan di Vatikan di sela-sela KTT G20 di Roma.
"Melakukan pertemuan yang sangat hangat dengan Paus Fransiskus. Saya memiliki kesempatan untuk membahas berbagai masalah dengannya dan juga mengundangnya untuk mengunjungi India," kata Modi di Twitter setelah pembicaraan dilansir dari Channel News Asia, Minggu (31/10).
Paus (84), telah tercatat mengatakan, dia ingin mengunjungi India. Vatikan bahkan telah menyusun jadwal perjalanan kepausan beberapa tahun lalu, menurut situs berita keagamaan Crux.
"Terima kasih banyak atas kunjungan Anda. Saya senang, saya sangat senang," kata Paus Fransiskus yang tersenyum sambil menggenggam tangan Modi di akhir kunjungan, menurut rekaman yang dirilis oleh Vatikan.
Modi menjawab.
"Saya ingin melihat Anda di India," kata Modi.
Paus Fransiskus, pemimpin 1,3 miliar umat Katolik dunia, berharap untuk mendorong pembelaan kebebasan beragama di negara berpenduduk terbesar kedua di dunia itu.
Aktivis mengatakan, minoritas agama di India telah menghadapi peningkatan diskriminasi dan kekerasan sejak partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP) pimpinan Modi berkuasa pada tahun 2014.
Sementara Muslim, yang merupakan sekitar 14 persen dari populasi, telah menanggung beban terbesar, orang-orang Kristen, yang berjumlah lebih dari 2 persen, juga mengalami peningkatan dalam serangan kekerasan yang dilaporkan.
Kunjungan terakhir kepausan ke India dilakukan oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1999.
Kunjungan Vatikan hari Sabtu adalah pertemuan pertama antara Paus Fransiskus dan Modi. Seorang pejabat senior di kantor perdana menteri mengatakan kepada AFP bahwa pembicaraan sangat hangat, yang dijadwalkan berlangsung 20 menit, berlangsung selama hampir satu jam.
Dalam catatan pendek yang luar biasa, Vatikan menggambarkannya sebagai percakapan singkat di mana hubungan baik antara Takhta Suci dan India dibahas.
Kantor Modi mengatakan para pemimpin membahas memerangi perubahan iklim dan menghapus kemiskinan. Tidak disebutkan masalah kebebasan beragama.
(CSP)