
IPB. (Analisadaily/Istimewa)
Pada era modern ini, kita tahu bahwa peran dari perempuan telah berevolusi. Istilah terdahulu yang menyatakan, “Tugas perempuan hanya tak jauh dari dapur, sumur, dan kasur” seolah tidak relevan lagi saat ini. Begitu banyak keluh kesah dari para perempuan hingga terbitlah emansipasi dan kesetaraan gender yang menyiratkan maksud bahwa perempuan juga berhak untuk maju. Termasuk peran ibu dalam suatu keluarga. Tugas seorang ibu tidak hanya berbelanja, memasak, mencuci, berdandan, mengatur keuangan, melahirkan, dan merawat anak, tetapi seorang ibu mempunyai peran yang lebih dominan dalam kehidupan suatu keluarga dibandingkan dengan peran suami. Kini, ibu juga berhak mengaktualisasikan dirinya dengan bekerja. Memang hal ini ternilai sah-sah saja, namun masalah muncul pada ibu dengan anak yang masih pada jenjang usia balita, di mana sang ibu tidak dapat mengatur waktunya sehingga berdampak pada perkembangan balita tersebut.
Mengapa bisa jadi masalah?
Alasan dari mengapa masalah pembagian waktu oleh ibu peran ganda begitu besar adalah karena menyangkut hubungan antara ibu dan anaknya. Hubungan antara ibu dan anak begitu penting, di mana seorang ibu diharuskan untuk memantau tumbuh kembang anaknya sedari balita. Masa balita atau dapat kita sebut Golden Age merupakan masa kanak-kanak di antara usia 1-6 tahun, usia ini merupakan masa yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan individu. Oleh karena itu, seorang ibu seharusnya mengetahui berbagai aspek perkembangan yang dialami oleh anaknya.
Kini dalam konsep peran ganda, sang ibu harus bekerja secara ekstra, tetapi pada saat bersamaan juga harus bertanggungjawab dalam mengurus balitanya yang masih sangat perlu pendampingan karena belum dapat mandiri. Berbanding tebalik dengan yang seharusnya, dalam suatu penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status pekerjaan ibu dengan perkembangan anak usia balita dengan nilai Odd Ratio (OR) diperoleh sebanyak 4,7 yang mengindikasikan bahwa seorang ibu pekerja berpeluang 4,7 kali mengalami gangguan perkembangan pada anak. Tentu merupakan hasil yang sangat menyedihkan.
Anak merupakan generasi penerus suatu bangsa, dengan demikian dibutuhkan anak dengan kualitas yang baik agar tercapai masa depan bangsa yang baik pula. Demi mendapatkan kualitas anak yang baik, maka harus dipastikan bahwa tumbuh dan kembang anak juga baik. Sejalan dengan pernyataan sebelumnya, masa balita merupakan periode awal pengasuhan yang sangat kritis. Jika orang tua gagal dalam mengasuh dan mendidik anak pada masa ini, maka akan berdampak buruk pada periode perkembangan selanjutnya.
Dalam merawat tumbuh kembang anak, ibu memegang peranan yang paling dominan dibandingkan seorang bapak. Seorang ibu mempunyai tanggung jawab utama terhadap anak karena ibu yang mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh, serta membesarkan anak. Oleh karenanya, ibu lebih mempunyai kedekatan yang intim dengan anaknya sehingga ibu yang paling tahu mengenai keadaan anak. Baik atau buruknya kondisi anak saat dewasa nanti tergantung pada pendidikan yang diterimanya sewaktu kecil. Namun demikian, peran bapak juga diperlukan dengan memberikan perhatiannya secara penuh terhadap anak-anaknya.
Mengapa bisa jadi ibu peran ganda?
Faktor ekonomi dan kurangnya pendapatan dari kepala rumah tangga menjadi penyebab utama dari keberadaan ibu ber-peran ganda. Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya ketidakberfungsian pada keluarga muda karena suami istri tidak mampu melaksanakan kewajibannya dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pada dasarnya, manusia menghabiskan sebagian besar waktunya pada dua area utama, yaitu pekerjaan dan keluarga. Semakin berkembangnya zaman, kebutuhan keluarga semakin meningkat yang menyebabkan keluarga harus memaksimalkan penggunaan sumber daya keluarga. Salah satunya dengan mengharuskan seorang ibu menjadi pekerja.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, proporsi perempuan dalam angkatan kerja terus bertambah, terlebih dalam sektor publik. Tingginya angka partisipasi wanita dalam sektor publik memunculkan permasalahan baru dalam kehidupan keluarga. Beban kerja yang terlalu berat menyebabkan ibu kelelahan dan pada akhirnya akan berakibat pada rendahnya kepuasan hidup. Timbulnya masalah baik di pekerjaan maupun keluarga mengharuskan perempuan yang memiliki peran ganda mampu mengatur keseimbangan antara kerja-keluarga yang baik agar mereka dapat mencegah terjadinya konflik kerja-keluarga.
Lalu, bagaimana solusinya?
Perlu kita ketahui bahwa menjadi sosok ibu yang memiliki peran ganda tidak selalu membuat salah satu dari peran menjadi tidak maksimal. Selama masih bisa mengatur waktu dengan baik, kedua hal tersebut dapat dijalankan secara maksimal. Dalam hal mengurus anak, biasanya ibu peran ganda akan memerlukan bantuan dari orang lain. Proses pengasuhan dilakukan dengan saling melengkapi antara ibu dan pihak pengasuh. Pihak pengasuh dapat merupakan orang tua dari suami atau istri, saudara, tetangga, bahkan pengasuh khusus bayi (baby sitter) jika menyanggupi.
Setiap orang tua pasti berkeinginan agar anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, yaitu anak dapat mencapai tahap pertumbuhan dan perkembangan yang baik sesuai dengan potensi genetik anak tersebut. Ibu adalah pengasuh terbaik bagi anak, tetapi adanya variasi pengasuh dapat memperkaya pengalaman anak. Namun tetap pada pengasuhan yang aman (secure). Menjalankan sebuah pengasuhan, orang tua harus memiliki kepercayaan diri dalam mendidik anak-anaknya. Kepercayaan diri dalam mengasuh anak dapat menumbuhkan keyakinan bahwa orang tua mampu berhasil menjalankan kewajibannya dalam mengasuh anak.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Masing-masing anggota keluarga memiliki kewajibannya masing-masing. Namun peran seorang ibu yang tadinya hanya dalam lingkup mengurus rumah tangga dan anak, kini bertambah dengan menjadi pekerja. Faktor utama seorang ibu mengambil peran ganda dalam keluarga adalah faktor ekonomi. Beberapa kesulitan menyelimuti sang ibu berperan ganda terutama dalam urusan waktu, karena waktunya telah terbagi dua antara pekerjaan dan anak. Bekerja untuk mencari uang tambahan bukan merupakan sesuatu yang dapat dijadikan alasan oleh seorang ibu untuk menelantarkan anak-anaknya tanpa pengawasan dan kasih sayang. Masa balita merupakan masa yang sangat menentukan kepribadian sang anak di masa depannya, karena usia balita merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan dan pertumbuhan karakter individu. Oleh karena itu, bimbingan dan pengasuhan kedua orang tua terutama ibu dibutuhkan oleh anak pada usia balita. Dalam hal mengurus anak, ibu berperan ganda dapat meminta bantuan pengasuhan dari tenaga pengasuh maupun orang tua. Hal ini perlu dilakukan agar kedua peran terlaksana secara maksimal, yaitu pekerjaan dilakukan tanpa hambatan dan tumbuh kembang balita juga tidak terbelakangkan.
Penulis adalah Mahasiswa Departemen Ilmu Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB
Dosen Pengampu : Ir. MD. Djamaluddin, M.Sc. Dr. Irni Rahmayani Johan, S.P., M.M.
Berita kiriman dari: Putri Raihan Shakila, Listya Rizki Putri, Dhio Hilmy F, dkk.