Salah satu SPBU di Deliserdang yang tidak lagi menjual BBM jenis Premium (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Deliserdang - Sudah 2 bulan kosong Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium atau Bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Deliserdang.
"Kosong BBM, sudah nggak masuk lagi dari bulan 9 (September) karena katanya masuk percobaan PLK (Pertalite harga khusus) untuk kendaraan plat kuning," kata petugas SPBU 14 .205.164,
Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) KM 26,5 Lubukpakam, Ibnu Gunawan, Senin (1/11).
Diakui Ibnu, walaupun sudah hampir 2 bulan Premium tidak ada, warga yang mencari BBM jenis tersebut tetap begitu antusias. "Sampai saat ini masih tetap banyak juga yang mencari BBM jenis premium," akunya.
Hal senada juga diungkapkan Pengawas SPBU 14205150 Jalan Galang, Lubukpakam. Pengawas yang mengaku bernama Arief itu menyebutkan tidak adanya Premium di SPBU mereka dikarenakan kebijakan dari Pemerintah Pusat.
"Dari pusat sudah gak ada lagi, ini mau jalan 2 bulan," ungkapnya.
Di samping tidak adanya lagi BBM jenis Premium, Arief mengakui masih banyak masyarakat yang mencari BBM tersebut. "Ia masih banyak juga yang menanyakan Premium," ujarnya.
Sopir Angkot dan Pengemudi Betor Resah
Sebelumnya, sejumlah sopir angkutan kota (angkot) dan pengemudi becak motor (Betor) di Kabupaten Deliserdang "menjerit". Musababnya, BBM di sejumlah SPBU di Deliserdang jenis Premium atau Bensin kosong. Sehingga menambah beban pengeluaran para sopir maupun pengemudi Betor.
Seorang sopir angkot, Japek Ginting, warga Kelurahan Cemara, Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deliserdang, mengakui dirinya saat ini merasa "menderita" karena tidak adanya lagi Premium di SPBU.
"Semakin memberatkan aja ini, karena seperti kami sopir ini sangat terbantu adanya perbandingan harga Premium dengan Pertalite itu," ujarnya.
Japek mengakui beberapa bulan terakhir ini, dirinya terpaksa mengisi BBM jenis Pertalite, walaupun sebenarnya perbandingan yang dirasakan jauh lebih besar.
"Saya satu hari itu biasanya mengisi BBM mencapai 30 liter. Jadi dari perbandingan antara Premium dan Pertalite bila dirupiahkan bisa mencapai 40 ribu. Seharusnya inikan bisa dibawa ke rumah untuk kebutuhan sehari-hari," akunya.
Dengan kondisi ekonomi sulit di masa pandemi Covid-19, Japek sangat berharap perhatian Pemerintah agar BBM jenis Premium kembali bisa dirasakan masyarakat, khususnya bagi angkutan umum.
"Kalau bisa Premium ini diadakanlah, karena sangat membantu, khususnya kami sopir angkot," ungkapnya.
Sementara itu pengemudi Betor, Erwin Sihombing, warga Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubukpakam, mengaku ketiadaan Premium di Deliserdang menambah beban pengeluaran mereka.
"Tidak adanya Premium sangat memberatkan saya sebagai tukang becak. Sementara penumpang saat ini tidak memadai. Sehingga saya berharap Pemerintah kembali memasukkan pasokan Premium," katanya.
Hal senada juga diungkapkan Safrizal, warga Desa Bakaran Batu, Kecamatan Lubukpakam. Dia sangat terbebani tidak adanya lagi Premium dan dia juga berharap perhatian Pemerintah agar Premium kembali lagi di pasaran.
Potensi Tambah Beban Masyarakat
Ketua DPRD Deliserdang, Zakky Shahri, terkait tidak adanya lagi BBM jenis Premium atau Bensin meminta Pemerintah Pusat untuk segera kembali mendistribusikan BBM tersebut. Sebab, katanya, berpotensi menambah beban perekonomian di tengah masyarakat.
"Saya minta Pemerintah mencari solusi alternatif agar Pertamina bisa kembali mendistribusikan BBM jenis Premium ke daerah-daerah," kata Zakky di Lubukpakam.
Menurut Zakky, banyak masyarakat yang masih menginginkan Premium, namun terpaksa beralih karena ketiadaan Premium. "Berdasarkan informasi yang kita dapat di lapangan, banyak masyarakat terpaksa menggunakan Pertalite ataupun Pertamax di balik 'ketiadaan' Premium," tandasnya.
(HERS/RZD)