Gerakan Literasi Digital (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily com, Jakarta - Halaqoh Alim Ulama dan Perempuan NU dengan tema Gerakan Literasi Digital Fatayat NU “Mewujudkan Perempuan Bijak dan Cerdas Bermedia” digelar sejak Rabu (10/11) dan berakhir pada Jumat (12/11).
Acara ini diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama PP Fatayat NU. Tujuannya untuk mendorong para perempuan NU turut memberikan edukasi digital yang baik kepada keluarga dan organisasi.
Makin tingginya intensitas pemakaian gawai pada masa pandemi, akan jauh lebih bijaksana jika ada kontrol-kontrol yang baik agar perkembangan teknologi digital mampu membawa banyak dampak kebaikan. Bukan sebaliknya.
Anggia Ermarini, Ketua Umum PP Fatayat NU, mengingatkan untuk selalu berpegang teguh pada prinsip Aswaja (ahlussunah wal jamaah) agar kader-kader Fatayat NU dapat mengantisipasi perkembangan teknologi digital yang tidak terbendung.
“Alangkah baiknya dalam bertukar informasi digital, kita tetap memegang teguh aswaja, agar tidak kebablasan,” tutur Anggia.
Devie Rahmawati, Tenaga Ahli Menkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa, juga mengingatkan agar ketika bermain gawai tetap mengedepankan prinsip cakap digital. Dengan prinsip tahu, trampil, tingkah lau positif dan produktif di media sosial, maka akan terhindar dari budaya-budaya buruk yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi digital.
“Kita menggunakan gawai harus smart atau cakap. Jangan sampai budaya-budaya hoax, pamer, bullying, atau ingin eksis malah akan menjerumuskan kita menjadi pribadi yang jauh dari nilai-nilai agama,” tutur Devie.
Siti Mukarromah, Ketua Bidang Politik Hukum dan Advokasi PP Fatayat NU, menegaskan, harusnya dengan berpegang teguh pada ajaran agama, para perempuan di tubuh NU tidak lagi tersesat oleh akses buruk perkembangan teknologi digital.
“Diharapkan agar acara Literasi Digital Fatayat NU mampu mengail nilai-nilai luhur Islam ahlussunah waljamaah dalam menempatkan standar etika dan norma dalam berinteraksi digital,” tandasnya.
(TRY/RZD)