Harga Cabai Merah Turun, Pengamat: Sumut Bebas dari Ancaman Inflasi

Harga Cabai Merah Turun, Pengamat: Sumut Bebas dari Ancaman Inflasi
Cabai merah (ANTARA FOTO/Jojon)

Analisadaily.com, Medan - Pengendalian inflasi di Sumatera Utara (Sumut) masih terbilang sangat baik. Meskipun bulan ini sudah terlihat adanya kemungkinan tekanan inflasi akibat kenaikan sejumlah bahan kebutuhan masyarakat, beberapa komoditas seperti cabai merah, minyak goreng, telur, masih bertahan dengan angka yang mahal dan cenderung mengalami kenaikan.

Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, di sisi lain, sejumlah kebutuhan sayur-mayur lainnya terlihat sudah mulai menunjukan adanya pemulihan. Tomat menjadi salah satu sayuran yang mulai membaik harganya setelah sempat turun tajam sebelumnya. Selain tomat, wortel dan kentang juga mengalami pemulihan harga belakangan ini.

“Di antara sejumlah harga kebutuhan pokok tersebut, masih ada bawang merah beserta cabai rawit yang harganya anjlok,” kata Gunawan, Senin (15/11).

Sementara itu, untuk harga cabai merah yang sempat menyentuh Rp 50 ribu per Kg, hari ini turun sangat dalam. Harga cabai merah di tingkat petani dari wilayah Batubara berkisar Rp 14 ribu per Kg. Dan harga cabai merah dari petani di Karo berkisar Rp 20 ribuan per Kg.

“Artinya, harga cabai merah berpeluang untuk turun lagi di kisaran Rp 30 ribuan per Kg,” sebutnya.

Sementara itu, lanjut Gunawan, inflasi secara year to date (tahun berjalan 2021) Sumut masih di bawah angka 1%. Menurutnya, pada November ini Sumut berpeluang untuk mencetak inflasi.

“Tetapi sepertinya masih belum akan membuat inflasi Sumut naik dan menjauh dari angka 1% hingga penutupan akhir tahun,” ujarnya.

“Saya melihat di bulan Desember juga tidak akan ada ancaman besar terkait potensi kenaikan harga yang tinggi. Kebijakan pemerintah yang tetap membatasi ruang gerak masyarakat di perayaan Natal dan Tahun Baru tetap menjadi salah satu indikasi bahwa Desember tidak akan jadi ancaman besar bagi laju kenaikan harga,” lanjutnya.

Gunawan menuturkan, pada dasarnya inflasi yang tinggi bisa menjadi indikator bahwa terjadi pemulihan ekonomi yang baik. Walaupun belakangan pandemi telah menekan pertumbuhan ekonomi, namun patut bersyukur inflasi di Sumut justru bergerak dengan mencatatkan kinerja yang baik, menyesuaikan perlambatan ekonomi 2 tahun terakhir. Dengan demikian daya beli masyarakat masih terjaga.

“Ini merupakan kerja keras yang membuahkan hasil. Dan meskipun kita tidak melihat adanya ancaman laju inflasi yang besar di bulan depan, tetapi kita juga tidak bisa terus berdiam diri. Sejauh ini cabai merah masih menyisahkan ketakutan akan adanya laju inflasi yang naik secara tiba-tiba,” sebutnya.

Disebutkan Gunawan, dari hasil pantauan di lapangan, sejumlah wilayah seperti Batubara, Aceh, yang merupakan wilayah penghasil cabai juga sudah memasuki masa panen.

“Berbeda dengan kondisi sebelumnya, di mana dua wilayah ini tidak membanjiri cabainya di Pasar Induk Lau Chi. Yang sempat memicu kenaikan cabai merah mencapai Rp 50 ribu per Kg,” tandasnya.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi