Krisis Pangan Afganistan, Taliban: Warisan Pemerintah Sebelumnya

Krisis Pangan Afganistan, Taliban: Warisan Pemerintah Sebelumnya
Seorang warga di Kabul sedang berjualan buah-buahan di pasar (AFP)

Analisadaily.com, Kabul - Wakil menteri kesehatan Taliban, Abdul Bari Omar mengatakan, Krisis pangan Afghanistan adalah "warisan" dari pemerintah sebelumnya, dan ia menilai masyarakat internasional gagal memenuhi janji bantuannya.

PBB telah memperingatkan, sekitar 22 juta warga Afghanistan atau setengah dari negara itu akan menghadapi kekurangan pangan "akut" di bulan-bulan musim dingin karena efek gabungan dari kekeringan yang disebabkan pemanasan global dan krisis ekonomi yang diperparah pengambilalihan Taliban.

"Ada masalah yang sangat penting yang ditinggalkan sebagai warisan dari rezim sebelumnya, dan itu adalah kekurangan gizi," kata Omar pada konferensi pers di Kabul, Senin (15/11).

Dia mengutip angka Program Pangan Dunia yang menunjukkan 3,2 juta anak-anak Afghanistan di bawah usia lima tahun akan kekurangan gizi akut pada akhir tahun, dan mengatakan pemerintah yang didukung AS sebelumnya tidak berbuat cukup untuk mencegah bencana.

"Selama dua puluh tahun, sektor kesehatan tetap bergantung pada bantuan asing. Tidak ada pekerjaan dasar yang dilakukan. Sehingga infrastruktur kesehatan dan sumber dayanya dapat bertahan," kata dia dilansir dari AFP dan Channel News Asia, Selasa (16/11).

Donor asing dan organisasi non-pemerintah telah membiayai semuanya, lanjutnya, menambahkan, tidak ada pabrik yang dibangun, sumber daya dalam negeri belum dimanfaatkan.

Taliban menggulingkan pemerintah sebelumnya yang didukung AS pada 15 Agustus menyusul serangan kilat ke ibu kota.

Masyarakat internasional kemudian membekukan bantuan yang sangat diandalkan perekonomian negara itu.

"Bagaimana kami dapat menyediakan layanan jika sumber daya asing dibatasi dan organisasi internasional memotong bantuan mereka?," kata Umar.

"Bank Dunia, UE, dan USAID (badan pembangunan AS) tidak memenuhi janji yang mereka buat kepada rakyat Afghanistan. Organisasi membuat komitmen kepada rakyat Afghanistan, dan membuat janji kepada ibu, anak, dan yang membutuhkan. Slogan mereka adalah menjauhkan layanan kesehatan dari politik, tetapi ketika perubahan (rezim) terjadi, sayangnya, mereka semua berakhir dengan agenda politik,” katanya.

Krisis pangan terjadi setelah Afghanistan telah hancur oleh konflik lebih dari empat dekade.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi