Foto kombo gerhana bulan parsial terlihat di Kota Padang, Sumatera Barat, Rabu (17/7/2019). (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Analisadaily.com, Jakarta - Peneliti di Pusat Riset Sains Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang mengatakan, Gerhana bulan sebagian dapat diamati di sejumlah wilayah Indonesia pada 19 November 2021.
"Sebagian wilayah Indonesia akan mengalami gerhana bulan sebagian yang puncaknya akan terjadi pada 19 November 2021 pukul 16.02 WIB," kata Andi dilansir dari Antara, Rabu (17/11).
Puncak gerhana bulan terjadi beberapa menit setelah puncak fase purnama yang terjadi pada pukul 15.57 WIB. Seluruh Indonesia tidak dapat menyaksikan fase awal gerhana bulan sebagian karena bulan masih di bawah ufuk dan belum terbit.
Gerhana bulan sebagian adalah kondisi di mana sebagian permukaan bulan tertutupi bayangan atau umbra bumi. Semakin bulan menuju ke tengah atau pusat bayangan pada saat puncak gerhana maka durasi gerhana akan semakin lama.
Pada gerhana bulan sebagian kali ini, permukaan bulan akan tertutupi oleh umbra Bumi sebesar 97,85 persen, sehingga durasi gerhana dapat mencapai 3 jam 28 menit.
Sayangnya di Indonesia hanya Papua saja yang durasi gerhananya paling lama, yaitu 2 jam 20 menit sejak bulan terbit. Sementara bagian barat Indonesia tidak dapat mengamati puncak gerhana bulan sebagian.
Gerhana bulan sebagian terlama yang pernah dialami di Indonesia terjadi pada 15 September 1932 dengan durasi 3 jam 24 menit dan 12 Mei 1892 dengan durasi 3 jam 26 menit.
Indonesia akan mengalami kembali gerhana bulan sebagian terlama pada 14 Agustus 2231 dengan durasi 3 jam 27 menit dan 17 Juli 2373 dengan durasi 3 jam 23 menit.
Andi menuturkan selama-lamanya durasi gerhana bulan sebagian, tetap masih lebih lama durasi gerhana bulan total yang durasinya dapat mencapai 5 jam 19 menit sejak kontak awal sebagian (saat bulan tepat memasuki umbra bumi) hingga kontak akhir sebagian (saat bulan tepat meninggalkan umbra bumi).
Itu dikarenakan bulan berada di tengah-tengah umbra sehingga durasi gerhananya menjadi lebih lama. Gerhana seperti itu disebut juga total-sentral.
Indonesia pernah mengalaminya pada 16 Juni 2011 dengan durasi total selama 100 menit, dan akan terjadi kembali pada 7 Juli 2047 dengan durasi parsial + total sebesar 5 jam 19 menit dan durasi total 101 menit.
Andi menuturkan gerhana bulan diawali dengan fase awal penumbra yang terjadi pada pukul 13.00.20 WIB. Seluruh Indonesia tidak dapat menyaksikan fase awal penumbra dikarenakan Bulan masih di bawah ufuk dan belum terbit.
Fase gerhana bulan selanjutnya adalah awal sebagian yang terjadi pukul 14.18.21 WIB. Seluruh Indonesia tidak dapat menyaksikan fase awal sebagian karena Bulan masih di bawah ufuk dan belum terbit.
Puncak gerhana bulan sebagian terjadi pada pukul 16.02.53 WIB. Wilayah yang dapat menyaksikan fase puncak gerhana bulan sebagian antara lain Provinsi Papua Barat (kecuali Kabupaten Kepulauan Raja Ampat), Provinsi Papua dan sebagian provinsi Maluku (Kota Tual, Kabupaten Maluku Tenggara/Kepulauan Kei, Kabupaten Kepulauan Aru).
Fase akhir sebagian terjadi pada pukul 17.47.23 WIB. Wilayah yang dapat menyaksikan fase ini antara lain Pulau Papua, Kepulauan Maluku, Sulawesi, Kalimatan, Nusa Tenggara, Pulau Madura, Bali dan Jawa (kecuali Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat).
Fase akhir sebagian juga dapat disaksikan oleh masyarakat di sebagian Provinsi Kepulauan Riau (Kepulauan Natuna dan Kepulauan Anambas) dan Provinsi Bangka Belitung (kecuali Kabupaten Bangka Barat).
Fase akhir penumbra terjadi pada pukul 19.05.28 WIB. Seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikan fase akhir penumbra ini.
Gerhana bulan sebagian pernah terjadi sebelumnya pada 4 Juni 2012, 8 Agustus 2017 dan 17 Juli 2019. Gerhana bulan sebagian berikutnya akan terjadi kembali pada 29 Oktober 2023, 7 Juli 2028 dan 16 Juni 2030.
Gerhana bulan sebagian dapat disaksikan dengan mata tanpa alat bantu optik apapun. Akan tetapi, masyarakat dapat mengabadikan gerhana bulan sebagian baik menggunakan kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR), kamera ponsel mode pakar maupun kamera CCD yang terhubung dengan teleskop dan gawai masing-masing.
Meskipun sebagian wilayah Indonesia seperti Sumatera, Kepulauan Riau (kecuali Kepulauan Natuna dan Anambas), Kabupaten Bangka Barat, Banten, DKI Jakarta dan sebagian Jawa Barat tidak dapat menyaksikan gerhana bulan sebagian, wilayah- wilayah tersebut tetap dapat menyaksikan gerhana bulan penumbra yakni ketika bulan masuk ke dalam penumbra bumi.
Gerhana bulan penumbra akan lebih buram dan redup dibandingkan dengan bulan purnama pada umumnya.
(CSP)