Omicron Menyebar di Afsel dan Eropa, Filipina Tutup Pintu Masuk

Omicron Menyebar di Afsel dan Eropa, Filipina Tutup Pintu Masuk
Orang tua yang mendampingi anaknya yang dijadwalkan akan disuntik vaksin Pfizer-BioNTech melawan Covid-19, mengantre saat peluncuran vaksin untuk anak dengan penyakit penyerta, di Pasig, Metro Manila, Filipina, 15 Oktober 2021. (Reuters/Lisa Marie David)

Analisadaily.com, Manila - Filipina semakin memperketat kontrol perbatasan untuk mencegah varian baru Omicron dari virus Corona. Varian ini terus menyebar di seluruh dunia pada hari Minggu (28/11), dengan 13 kasus ditemukan di Belanda dan masing-masing dua di Denmark dan Australia.

Gugus tugas Covid-19 Filipina menempatkan Austria, Republik Ceko, Hongaria, Belanda, Swiss, Belgia, dan Italia di bawah apa yang disebut "daftar merah" hingga 15 Desember, melarang masuknya pelancong dari negara-negara ini.

Larangan itu awalnya mencakup Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Eswatini, dan Mozambik. Pemerintah juga membatalkan rencana untuk mengizinkan masuknya beberapa turis asing yang divaksinasi mulai 1 Desember.

"Perjalanan internasional masuk semua orang, terlepas dari status vaksinasi, berasal dari atau yang pernah ke daftar merah negara/yurisdiksi/wilayah dalam 14 hari terakhir sebelum kedatangan ke pelabuhan mana pun di Filipina, tidak akan diizinkan," kaya Penjabat Presiden Juru bicara, Karlo Nograles dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, Senin (29/11).

Filipina, yang merupakan salah satu negara yang paling parah terkena dampak infeksi, kematian, dan kerugian ekonomi, secara bertahap membuka kembali perbatasan dan ekonominya.

Jumlah kasus harian barunya turun menjadi 838 pada hari Minggu, terendah sejak Desember 2020 dibandingkan dengan rekor puncak lebih dari 26.000 pada bulan September, setelah sepenuhnya menginokulasi lebih dari 35 juta orang Filipina, atau 46 persen dari populasi yang ditargetkan.

"Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah individu yang divaksinasi menjadi 54 juta pada akhir tahun, atau 70 persen dari populasi yang ditargetkan, 77 juta pada akhir Maret 2022, dan 90 juta pada akhir Juni," menurut Carlito Galvez Jr, yang memimpin strategi vaksinasi pemerintah.

Galvez pada hari Minggu mengatakan kesepakatan untuk membeli 20 juta dosis tambahan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech, yang dimaksudkan untuk suntikan booster dan vaksinasi anak tahun depan.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi