Varian Omicron Pertama Kali Terdeteksi di Nigeria

Varian Omicron Pertama Kali Terdeteksi di Nigeria
Seorang pekerja kesehatan medis menandai peralatan pengujian sampel selama latihan pengujian komunitas, ketika pihak berwenang berlomba untuk menahan penyebaran Covid-19 di Abuja, Nigeria pada 16 April 2020. (Reuters/Afolabi Sotunde)

Analisadaily.com, Abuja - Nigeria mengkonfirmasi kasus pertama varian Omicron Covid-19 dalam kedatangan penumpang udara. Awalnya, Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria (NCDC) mengatakan, urutan retrospektif dari kasus Covid-19 yang sebelumnya dikonfirmasi diantara pelancong ke Nigeria telah mengidentifikasi varian Omicron diantara sampel yang dikumpulkan pada bulan Oktober.

Pernyataan yang diubah dari NCDC tidak menyebutkan sampel Oktober dan juru bicara mengatakan sampel itu mengandung varian Delta, bukan Omicron. Pertama kali dilaporkan di Afrika selatan seminggu yang lalu, Omicron telah menyoroti perbedaan antara program vaksinasi besar-besaran di negara-negara kaya dan inokulasi yang jarang di negara berkembang.

NCDC mengatakan Omicron terdeteksi pada tiga orang dengan riwayat perjalanan ke Afrika Selatan.

"Mengingat kemungkinan besar peningkatan penularan varian Omicron, sangat penting untuk menerapkan langkah-langkah untuk mengekang transmisi komunitas," kata NCDC dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, Kamis (2/12).

Setelah pertemuan pada hari Rabu dengan Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari di Abuja, Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, mengecam pembatasan perjalanan sebagai "keras dan tidak adil" dan mengatakan kerusakan ekonomi akan "cukup besar dan tahan lama."

Beberapa negara telah memberlakukan pembatasan perjalanan di negara-negara di Afrika selatan, sementara Hong Kong dan Kanada telah melarang pelancong non-penduduk dari Nigeria. Korea Selatan mengatakan telah mendeteksi varian Omicron pada pelancong yang divaksinasi lengkap yang tiba minggu lalu dari Nigeria.

Data dari negara lain menunjukkan varian itu beredar sebelum secara resmi diidentifikasi di Afrika selatan dan sejak itu terdeteksi di lebih dari selusin negara. Bekerja untuk menentukan apakah itu lebih menular, mematikan atau menghindari vaksin akan memakan waktu berminggu-minggu.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi