Tanoto Foundation Latih Pengukuran Penjaminan Mutu Pengajaran Dosen

Tanoto Foundation Latih Pengukuran Penjaminan Mutu Pengajaran Dosen
Arvina Dwi Wahyuni, Deputy Head of TTI Development Program Tanoto Foundation, dan Parapat Gultom, selaku konsultan TQM Program Lead (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Bagaimana guru mengajar di ruang kelas berhubungan erat dengan perkuliahan calon guru yang memiliki kompetensi dan sangat dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dosen yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan perkuliahan dan evaluasi pembelajaran.

Hal itu terungkap pada pelaksanaan acara peluncuran program pengukuran mutu pengajaran dosen pada Selasa (14/12) lalu di Le Polonia Hotel Medan oleh Tanoto Foundation yang bekerja sama dengan 10 Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) di 5 provinsi UINSU dan UMSU dari Sumatera Utara, UIN STS dan UNJA dari Jambi, UIN SUSKA dan UNRI dari Riau, UIN SI dan UNMUL dari Kalimantan Timur serta UIN WS dari Jawa Tengan dan UNY dari Jogja.

Arvina Dwi Wahyuni, Deputy Head of TTI Development Program Tanoto Foundation, mengungkapkan, kegiatan ini serangkaian dengan pembekalan terhadap evaluator yang akan melaksanakan evaluasi di LPTK masing-masing secara tatap muka dan online dalam waktu yang bersamaan.

Kegiatan tatapmuka dilakukan di masing-masing provinsi agar ada wujud dinamika tim di masing-masing LPTK dan untuk kegiatan online diperlukan untuk proses instruksi kegiatan yang dipandu konsultan dari kota Medan.

“Tanoto Foundation tetap berkomitmen melalui program Teaching Quality Measurement (TQM) yaitu program pengembangan dan implementasi instrumen pengukuran dan penjaminan mutu pengajaran dosen di 10 LPTK mitra Se-Indonesia,” ungkap Arvina, dalam keterangan diperoleh Senin (20/12).

Rangkaian Program ini merupakan suatu proses bersama dalam rangka pengembangan dan perbaikan instrumen melalui kegiatan menentukan standar mutu pengajaran dosen yang tepat, dengan menemukan dan memilih indikator-indikator yang sesuai dengan konteks instansi atau lembaga dan sejalan dengan pengembangan Pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah.

“Sangatlah penting bagi setiap Lembaga atau Instansi yang ingin mencapai peningkatan mutu dengan memperhatikan standar yang digunakan, standar ini seharusnya tidak menjadi kaku namun haruslah flexible yaitu menentukan standar yang tepat dan berfokus pada pengembangan Pendidikan,” sebut Arvina.

Parapat Gultom, selaku konsultan TQM Program Lead, mengungkapkan, kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada evaluator akan instrumen yang digunakan beserta mekanisme pelaksanaan evaluasi serta pemberian rekomendasi terhadap dosen yang di evaluasi.

“Setelah pelaksanaan pelatihan para evaluator akan melakukan ujicoba pengukuran mutu pengajaran dosen di LPTK masing-masing. Untuk mengukur mutu pengajaran dosen tersebut diperlukan instrumen, dimana dalam pelaksanaannya, pada setiap LPTK telah dibentuk tim yang disebut Tim Pengembang Pengukuran Mutu Pengajaran Dosen yang disingkat dengan TP2MPD. Tim ini terdiri dari 3 orang dari Tim Penjaminan Mutu Fakultas, 1 orang Fasilitator Dosen tingkat SMP, dan 2 orang Fasilitator Dosen tingkat SD. Tim inilah yang akan menjalankan rangkaian dari TQM mulai dari proses identifikasi, perumusan, mengujicobakan instrumen,” jelasnya.

“Harapan dari Program ini tak lain adalah agar instrumen yang sudah terproduksi dari prosesnya dapat disepakati bersama dan dijalankan secara konsisten di masing-masing LPTK,” tandasnya.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi