Sejumlah Harga Pangan Naik Jelang Natal, Masyarakat Diminta Aktif Menawar

Sejumlah Harga Pangan Naik Jelang Natal, Masyarakat Diminta Aktif Menawar
Petugas Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang mengambil sampel makanan untuk diuji kelayakannya di Modern Town Market, Kota Tangerang, Banten, Selasa (23/11/2021) (ANTARA FOTO/Fauzan)

Analisadaily.com, Medan - Sejumlah komoditas, khususnya daging ayam mengalami kenaikan menjelang Natal. Harga daging ayam di tingtkat pedagang pengecer Rp 37 ribuan per Kg, meskipun di pasar tradisional berkisar 35 ribuan per Kg.

“Memang harga daging ayam tersebut terbilang mahal. Saya menduga tren konsumsi yang naik menjadi salah satu pemicu kenaikan harga daging ayam,” kata Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin, Rabu (22/12).

Walau demikian, lanjutnya, bukan tidak mungkin kenaikan harga di level pedagang pengecer dikarenakan momen yang pas untuk meraup keuntungan berlebih. Selain daging ayam, harga daging sapi juga mengalami kenaikan.

“Sejauh ini pantauan saya di tingkat pedagang tradisional tidak lebih dari Rp 130 ribu per Kg. Harga tersebut masih terbilang normal,” sebutnya.

Sebelumnya, pada hari normal harga daging sapi dijual dalam rentang Rp 115 ribu hingga 130 ribu per Kg. Saat ini harganya bergerak dalam rentang Rp 125 ribu hingga 130 ribu per Kg.

“Masih wajar jika melihat pola konsumsi menjelang Natal ini. Selanjutnya telur ayam, di sini saya kerap menemukan anomali harga. Dari pantauan saya di sejumlah pasar tradisional, harga telur ayam masih dikisaran Rp 24 ribu per Kg dalam beberapa pekan terakhir,” sebut Gunawan.

“Tetapi belakangan ini saya menemukan kalau beberapa pedagang pengecer, khususnya kedai sampah harganya kerap naik. Telur dijual dalam satuan butir, dan harganya dalam sepekan ini naik dalam rentang Rp 100 hingga Rp 200 per butir. Jadi saya sarankan bagi para ibu rumah tangga untuk lebih rutin menawar harga,” sambungnya.

Gunawan menyebut, harga yang disebutkannya itu tidak semuanya berlaku di wilayah Sumut. Beberapa wilayah di Sumut, khususnya di luar Kota Medan sebaiknya menyesuaikan. Karena wilayah tertentu seperti Padang Sidempuan, apalagi wilayah Nias, harga telur jauh lebih mahal dari harga di Medan.

Namun, lanjutnya, momen seperti sekarang ini jadi momen yang tepat bagi pedagang untuk mengambil keuntungan. Walaupun potensi keuntungan lebih yang didapatkan juga masih terbilang terbatas. Tetapi tidak ada salahnya bagi para ibu rumah tangga untuk lebih aktif menawar harga dari pedagang.

“Nah untuk cabai rawit, memang sebelumnya sempat menyentuh Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu per Kg. Tetapi hari ini harga anjlok sekitar 30 persen Bergerak dalam kisaran Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per Kg. Hal ini dikarenakan harga cabai rawit di luar Sumut, khususnya Jawa juga sempat naik di atas Rp 85 ribu per Kg. Bahkan sempat lebih mahal dibandingkan dengan harga daging,” terangnya.

Gunawan menyampaikan, untuk cabai merah, patut disyukuri masih di level Rp 30 ribu per Kg. Masih sangat aman dan tidak menjadi pemicu inflasi di Sumut. Walau demikian, masih ada sekitar 9 hari hingga Tahun Baru 2022.

“Masih ada potensi tekanan inflasi dari harga kebutuhan masyarakat. Jadi pekan depan menjadi penentu fluktuasi harga kebutuhan pangan. Saya optimis masih akan sangat terkendali. Tetapi TPID maupun pemerintah setempat harus tetap memantau perkembangan harga,” tandasnya.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi