Khoiruddin Aritonang saat dijewer Edy Rahmayadi (Tangkapan Layar)
Analisadaily.com, Medan - Pelatih Biliar, Khoiruddin Aritonang, angkat bicara perihal dirinya diusir Gubernur Sumatera Utara(Sumut), Edy Rahmayadi, saat memberikan arahan dalam acara pemberian tali asih bagi atlet dan pelatih berprestasi di PON XX Papua, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman, Senin (27/12) kemarin.
Menurut Choki, panggilan akrab Khoiruddin bahwa dirinya merasa heran bisa dipanggil dengan Edy Rahmayadi.
"Abang pun, binggung kenapa dipanggil dia (Gubernur), sampai di atas (podium) pertanyaan kenapa kamu tidak tepuk tangan saat saya berbicara. Aku bingung, apa yang harus aku tepuk tangankan," katanya, Selasa (28/12).
Choki yang sudah jadi pelatih cabang olahraga sejak tahun 2018 mempertanyakan kenapa harus diwajibkan para pelatih, atlet, dan orang yang hadir di acara untuk tepuk tangan saat mantan Ketua Umum PSSI itu memberikan semangat dan motivasi. Karena, ia menilai apa yang disampaikan Gubernur Edy biasa saja.
"Bukan ada program spektakuler dia lakukan dan bicara di situ. Kecuali, ada program spektakuler yang dimunculkan, aku tidak tepuk tangan wajar lah tersinggung (Gubernur)," ucapnya.
Choki juga membantah keras informasi dan kabar yang beredar kalau dirinya ditegur Gubernur Edy Rahmayadi karena tertidur, sehingga ia tidak tepuk tangan saat Gubernur Edy memberikan kata sambutan saat pemberian tali asih tersebut.
"Enggak, tidak ada aku tertidur, sumpah demi Allah aku tidak tertidur. Aku dengarkan dia (Gubernur) bercakap pun lagi. Diberitakan tertidur dan diusir, itu tidak benar. Sadis kali fitnahnya," kata Choki.
Dalam acara tersebut, Choki mengungkapkan bukan dirinya saja yang dimaki-maki Gubernur Edy pada acara itu. Dari Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumut, Ardan Noor, dan Ketua KONI Sumut, Jhon Ismadi Lubis, juga ikut dipermalukan di hadapan orang yang hadir dalam acara itu.
"Dimaki-maki orang di dalam itu. Bukan aku saja dimaki. Kadispora. Ketua KONI disuruhnya semir rambutnya. Nyanyi klen (atlet) olahraga jaya. Apanya yang jaya," ucap Choki menirukan apa disampaikan Edy.
Choki menyesalkan sikap dari Edy Rahmayadi itu, seharusnya menjadi sosok pemimpin panutan sebagai Gubernur, bukan sebaliknya. Hal ini, akan memperlakukan dirinya sendiri sebagai pemimpin tertinggi di Sumatera Utara.
"Maksudnya, dia Gubernur. Jangan lah seperti itu. Kita sudah paham tipikal dia. Baru kali ini, lihat pemimpin, orang tidak tepuk tangan (saat) dia cakap, dia marah," katanya.
Apa yang disampaikan Gubernur Edy, Choki mengaku sudah emosi. Selain dimaki, dia juga sempat dijewer kupingnya. Bahkan dirinya lebih memilih turun dari atas podium dan keluar dari aula tersebut.
"Ya aku keluar, karena dimakinya. Sontoloyo kau. Dari pada abang emosi, sama-sama tidak enak. Tidak enak juga dia, dipermalukan di depan umum. Kita menjaga, dia orang tua kita. Ya sudah lah, tidak usah lah begini (melawan)," tambah Choki.
Diberitakan sebelumnya, video aksi Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, beredar di Grup WhatsApp kalangan jurnalis. Dalam video berdurasi 2 menit dan 59 detik, tampak Edy memberikan motivasi kepada para atlet Sumut, di mana saat memberikan motivasi tersebut mantan Pangkostrad mengusir pelatih biliar, Choki saat penyerahan bonus tersebut.
"Kalau sudah jaya Sumatera Utara ini, mau kau ambil semua, ambil," ucap Edy disambut dengan tepuk tangan.
Mantan Ketua PSSI itu, sempat memanggil Choki karena tidak ikut tepuk tangan. Edy memanggil dirinya naik ke atas podium. "Yang pakai kupluk itu siapa? Kenapa enggak tepuk tangan," sebut Edy sembari menunjuk ke arah Choki.
Choki berdiri dari kursinya dan maju ke depan. Ia sempat berada di samping Gubernur Edy. Ia bertanya kepada pelatih dari atlet mana. "Atlet apa kau," tanya mantan ketua PSSI itu kepada Choki lagi.
Choki kemudian menjawab bahwa dia pelatih biliar. "Tak cocok jadi pelatih ini," ucap Edy kembali. Kemudian, Edy juga menjewer kuping pelatih itu. Aksi orang nomor satu di Sumut itu disambut gelak tawa yang hadir dalam acara tersebut.
Dinilai mempermalukan dirinya, Choki turun podium dan meninggalkan Edy berlalu begitu saja. Sontak Gubernur Edy tampak emosi dengan nada disampaikan. "Sudah, pulang. Tak usah dipakai lagi. Kau langsung keluar. Tak usah lagi di sini," cetus Edy.
Edy juga menginstruksikan Dispora Sumut dan KONI Sumut untuk mengevaluasi pelatih tersebut. "Evaluasi. Kadispora, Ketua KONI. Yang tak pantas, tak usah (dipakai lagi)," sebut Edy.
Edy juga mempersilakan kepada atlet yang ingin mengikuti Choki keluar dari rumah dinas Gubernur. "Yang tak mau, berdiri, keluar," kata Edy.
(JW/RZD)