Bahkan, sarana dan prasarana seperti pelabuhan, kereta api, terminal bus, dan Bandara Kualanamu juga dinilai sangat layak dan memadai. Hal ini disampaikan Kepala Sekretariat Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Herson, saat melakukan monitoring di Bandara Kualanamu, Senin (3/1).

“Sesuai dengan intruksi Menteri, kami melakukan monitoring sejak tanggal 1 sampai 4 Januari 2022. Mulai dari bandara, kereta api, kemudian terminal, dan pelabuhan. Keseluruhanya untuk fasilitas sudah siap, namun untuk kondisi saat ini karena masih Covid-19, penumpang tidak terlalu signifikan peningkatannya,” kata Herson.

Terkait penurunan tersebut, pihak pengelola tetap harus siap. Apalagi sejak tanggal 1 sampai 4 Januari 2022, kebanyakan arus balik Nataru. Dari arus balik ini belum begitu banyak kenaikan. Dari Bandara Kualanamu, kendati tertanggal 19 Desember 2021 sempat di angka 19 ribu penumpang. Sedangkan saat ini di angka 14 ribu penumpang datang dan pergi.

“Artinya, sampai sejauh ini masih tetap turun. Mungkin itu hasil pantauan kami selama di Medan, semuanya kesiapsiagaan terhadap fasilitas yang ada sudah memadai dan cukup bagus,” terangnya.

Khusus Bandara Kualanamu, menurutnya juga sudah cukup baik, karena pihaknya sudah dua kali meninjau, dan semuanya berjalan baik. Dengan kondisi saat ini diharapkan kepada masyarakat patuhi semua protokol kesehatan, bahkan anjuran pemerintah tetap diikuti.

“Contohanya vaksinasi harus kita lakukan. Bahkan di bandara, pelabuhan, kereta api, dan lainnya counter vaksin, PCR, dan antigen ada. Ini yang kita harapkan, sehingga perjalanan bagi masyarakat tidak terganggun,” sebutnya.

Kepala Kantor Otoritas Bandara (Otban) Wilayah II Medan, Agustono mengatakan, sejak tanggal 29 Desember 2021 sudah berbagai pihak melakukan monitoring ke Bandara Kualanamu, yang kali ini dari pihak KNKT, dan hasilnya semua sangat baik.

Terkait data penumpang dalam arus balik Nataru, disampaikan Agustono sejak 2 Januari 2022 mencapai 14 ribu penumpang. Soal kendala, ia mengaku hampir tidak ada, bahkan berjalan aman dan lancar. Hal ini terjadi karena masyarakat Sumut sudah teredukasi selama pandemi.

“Hanya saja pengantar banyak, maka saya sarankan pihak pengelola Angkasa Pura II untuk dilakukan rekayasa, artinya pada jam sibuk pengantar yang diperbolehkan dua atau tiga orang masuk terminal. Nanti setelah tidak sibuk lagi, silahkan banyak,” tandasnya.

(KAH/RZD)