Foto bersama (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Museum Perjuangan Pers Sumut merupakan salah satu aset sejarah yang harus dilestarikan dan dikembangkan menjadi suatu wadah lebih besar lagi, terutama tentang sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia maupun perjuangan pers. Sekarang ini masih berupa bagian dari rumah pribadi.
“Bahkan kalau perlu bisa dijadikan tempat wisata sejarah pers di Kota Medan. Karena Pak Wali saat ini sedang gencar-gencarnya membangun tujuan wisata. Ini kan aset sejarah-sejarah yang ada di Medan dan bisa ditingkatkan sebagai heritage seperti yang sudah dikembangkan Pak Wali di kawasan Kesawan,” kata Kadis Kominfo Kota Medan, Arrahman Pane, saat acara Silaturahmi Pers yang digelar Museum Perjuangan Pers Sumut dalam menyambut Hari Pers Nasional (HPN) di Jalan Sei Alas, Nomor 6, Medan, Minggu (6/2).
Hadir Kabid Kesbangpol Provinsi Sumut, Parlindungan Pane, Keluarga Almarhum Bustamam, wartawan senior Mimbar Umum, Wakil Ketua Museum Perjuangan Pers, Ronny Simon, Humas, Risvande Lubis dan keluarga besar Muhammad TWH.
Arrahman mengatakan, akan menyampaikan harapan-harapan Ketua Museum Perjuangan Pers Sumut, Muhammad TWH, kepada Wali Kota MedN agar dapat mendukung dan membantu pengembangan museum tersebut ke depan.
Terkait HPN tahun 2022 ini, Arrahman berharap peran media dapat membantu membangun Medan, khususnya program-program Pemko Medan bisa tersampaikan ke tengah masyarakat. Kalaupun ada kritikan dan masukan, mungkin cambukan untuk lebih baik lagi ke depan. Tanpa itu, enggak tahu apa yang salah dan apa yang benar.
Pada kesempatan itu Jeny Susanti mewakili Rahmat Shah menyebutkan, foto-foto serta lukisan pejuang kemerdekaan dan perjuangan pers di museum tersebut mesti dilestarikan. Selain itu banyak generasi muda yang belum tahu bahwa ada peperangan besar di Lubukpakam, Deliserdang waktu itu.
“Saya saja baru tahu dari museum ini. Karena biasanya dari sekolah, peperangan didominasi dari Jawa,” tambah Jeny.
Terharu
Ketua Museum Perjuangan Pers Sumut, Muhammad TWH, memaparkan dengan haru tentang tokoh pers yang telah berjuang sejak sebelum kemerdekaan, antara lain Mangaraja Salemboewe, Parada Harahap, Adi Negoro, Mohammad Said, Ani Idrus, Arif Lubis, dan Zahari.
“Ketujuh tokoh pers ini telah melahirkan karya besar dan sangat berjasa pada masa Kemerdeaan Republik Indonesia,” ujar Muhammad TWH seraya mengucapkan terima kasih kepada Chaidir yang telah mendukung acara Silaturahmi Pers tersebut.
(HERS/RZD)