Analisadaily.com, Medan - Delapan hari sudah Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili berlalu, namun suasana perayaan dan letusan kembang api masih mewarnai langit Kota Medan.
Malam itu, Selasa di tanggal 8 Februari 2022, sekitar pukul 23 lebih 30 menit sebagian kecil Suku Hokkien yang juga warga Medan tengah melakukan berbagai persiapan untuk menggelar ritual "Sembahyang Tebu".
Saya, memilih lokasi di kawasan Kompleks Tzu Chi, gg Bakung (kawasan sukaramai), Medan untuk bisa merekam lebih dekat aktivitas saudara-saudara kita Tionghoa yang akan menggelar ritual ibadah. Karena disinilah, masih banyak warga yang melaksanakan tradisi leluhur yang baru akan digelar pukul 00.00 Wib.
Tidak perlu persiapan khusus, apalagi harus ke vihara, Sembahyang Tebu cukup dilakukan di teras-teras halaman rumah, ritualnya juga tetap menggunakan dupa, hio, baju Thi Kong, dan sejumlah makanan dan buah untuk persembahan. Yang membedakan adalah hari pelaksanaannya dan tentunya adalah disertakan pula batangan tebu yang telah dihias.
Sembahyang Tebu, dahulu kala terlaksana ritualnya karena adanya perang. Saat itu massa dari Suku Hokkien terjebak diantara pertempuran. Tiba pergantian tahun baru Imlek, mereka pun hanya bisa bersembunyi di ladang-ladang tebu, tanpa bisa beribadah dan merayakan Imlek. Baru lah pada hari ke delapan, Suku Hokkien ini memberanikan diri keluar, dan merayakan Imlek.
Hingga kini, tradisi tersebut terus dijaga oleh Suku Hokkien masa kini, tentunya dengan penuh sukacita, dan pastinya pembagian angpao dan salam Kiong Hi