Vladimir Putin (Reuters)
Analisadaily.com, Kyiv - Pasukan Rusia mulai menembakkan rudal ke beberapa kota di Ukraina. Selain itu juga ada pasukan yang sudah disiagakan di kawasan pantai.
Sebelumnya Presiden Rusia, Vladimir Putin, sudah mengizinkan pasukannya untuk menjalankan operasi militer khusus di timur.
Tak lama setelah Putin menyampaikan pidato yang disiarkan melalui televisi, ledakan terdengar di ibu kota Ukraina, Kyiv.
Tembakan juga terdengar di dekat bandara utama Kyiv. Kemudian diikuti suara sirene yang terdengar di seluruh kota.
"Putin baru saja meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina. Kota-kota Ukraina yang damai sedang diserang," kata Menteri Luar Negeri, Ukraina Dmytro Kuleba, dilansir dari
Reuters, Kamis (24/2).
"Ini adalah perang agresi. Ukraina akan mempertahankan dirinya sendiri dan akan menang. Dunia dapat dan harus menghentikan Putin. Waktunya untuk bertindak adalah saat ini," sambungnya.
Sementara Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, bereaksi terhadap invasi yang telah diprediksi pihaknya selama beberapa pekan terakhir.
Biden menyebut doanya senantiasa menyertai rakyat Ukraina karena menderita dengan serangan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan.
"Saya akan bertemu dengan para pemimpin G7. Amerika Serikat serta sekutu dan mitra kami akan menjatuhkan sanksi berat kepada Rusia," kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Untuk diketahui, serangan Rusia ke Ukraina merupakan buntut dari ekspansi NATO ke arah timur.
Sementara Putin menegaskan bahwa keanggotaan Ukraina dalam aliansi militer Atlantik pimpinan AS itu tidak dapat diterima.
Dia mengizinkan tindakan militer setelah Rusia tidak punya pilihan selain membela diri terhadap apa yang menurutnya sebagai ancaman dari Ukraina.
"Rusia tidak bisa merasa aman, berkembang, dan hidup dengan ancaman terus-menerus yang berasal dari wilayah Ukraina modern," kata Putin.
"Semua tanggung jawab atas pertumpahan darah akan berada pada hati nurani rezim yang berkuasa di Ukraina," ungkapnya.
"Rencana kami tidak termasuk pendudukan wilayah Ukraina. Kami tidak akan memaksakan apapun secara paksa," tukas Putin.
(EAL)