Jadi Eksekutor Itu Tidak Mudah, Kepa...

Jadi Eksekutor Itu Tidak Mudah, Kepa...
Kepa Arrizabalaga bersama para pemain Chelsea lainnya (Instagram @kepaarrizabalaga)

Analisadaily.com - Extra time atau waktu tambahan pertandingan antara Chelsea kontra Liverpool akan segera berakhir. Jika waktu tambahan berakhir--sesuai regulasi--penentuan juara Piala Liga Inggris akan dilakukan melalui adu penalti.

Dua menit sebelum waktu berakhir atau menit ke 118, Thomas Tuchel--sang juru taktik Chelsea--mengeluarkan senjata pamungkasnya. Di pinggir lapangan Stadion Wembley yang megah, sudah berdiri Kepa Arrizabalaga.

Meski statusnya hanya merupakan penjaga gawang (kiper) nomor dua di klubnya, namun Kepa merupakan kiper termahal sejagad hingga saat ini.

Kepa ditansfer Chelsea dari klub Spanyol Athletic Bilbao seharga 80 juta Euro pada musim 2018-2019. Ia dikontrak hingga Juni 2025.

Kepa juga dikenal sangat piawai dalam menggagalkan tendangan penalti. Contoh terakhir pada final Piala Super Eropa 2021. Kepa berhasil menghalau dua sepakan penalti pemain Villareal. Walhasil Chelsea tampil sebagai juara setelah unggul 6-5 atas klub Spanyol itu.

Saat itu kejadiannya hampir persis sama. Menjelang tambahan waktu, Kepa masuk menggantikan Edouard Mendy--sang kiper utama.

Tuchel ingin mengulang sukses yang sama, dengan mengharapkan kembali "tuah" Kepa. Sayangnya, "tuah" Kepa tidak hadir.

Dari 11 sepakan pemain The Reds, Liverpool, tidak ada satupun yang berhasil dihalaunya. Semua mulus menerpa jaring gawang yang dijaganya.

Dan yang tidak dipikirkan olehnya--bahkan oleh Tuchel sekalipun--ia harus menjadi eksekutor!

Kepa dibayar mahal untuk menghalau bola masuk ke gawang. Bukan sebaliknya, mencetak gol ke gawang lawan.

Sebagai pemain bola kelas dunia, Kepa pasti bisa menendang bola dengan baik. Tapi (mungkin) tidak dilatih secara khusus sebagai eksekutor penalti.

Selama ini, dia juga punya "bekal" kemampuan memprovokasi untuk mengganggu konsentrasi eksekutor lawan.

Namun Minggu (27/2) malam atau Senin (28/2) dinihari WIB, Kepa malah terprovokasi sikap dingin Caoimhin Kelleher.

Tidak seperti dirinya yang terlihat "lasak", mondar-mandir, bergerak kiri-kanan, Kelleher cukup tenang di bawah mistar gawang. Sikap tenang kiper nomor dua Liverpool ini justru "memprovokasinya".

Bumm.....tendangan itu melayang ke angkasa...

Menggemalah lagu You'll Never Walk Alone, yang dikumandangkan Liverpudlian dan Kopites. Ini merupakan pelajaran berharga buat Tuchel dan khususnya Kepa...

Pertama, tuah atau keberuntungan tidak bisa selalu datang. Kedua, ternyata menjadi menjadi eksekutor itu lebih sulit...

Sebagai kiper, berhasil menggagalkan penalti menjadi pahlawan. Tidak berhasil juga lumrah. Sebaliknya menjadi eksekutor, kalau berhasil itu lumrah. Kalau gagal, bakal dihujat.

*Penulis wartawan yang juga penikmat sepak bola

Berita kiriman dari: Rizal Rudi Surya

Baca Juga

Rekomendasi