Pelaku budidaya kepiting bertahan dengan modal usaha (Analisadaily/Irin Juwita)
Analisadaily.com, Medan - Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu jenis komoditas perikanan yang potensial dibudidayakan karena disenangi masyarakat. Kepiting bakau banyak dijumpai di perairan payau ditumbuhi tanaman mangrove.
Budidaya itu yang sudah dilakukan, Syahdan (65), pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) budidaya kepiting di Sicanang Belawan, Kota Medan selama puluhan tahun.
Namun, di masa pandemi Covid-19 budidaya kepiting juga terkena dampaknya. Sebab, ekspor kepiting bakau ke luar negeri ditutup, sehingga berefek ke penghasilan. Menurutnya, budidaya kepiting mengalami penurunan karena ditutupnya kran ekspor karena akibat lockdown pandemi Covid-19 pada 2020.
"Sebelum pandemi pengiriman (ekspor) banyak dan penjualan sangat laku. Tetapi ketika sudah masuk pandemi di 2020 penerapan lockdown di Indonesia dan semua negara, sehingga barang tidak laku, padahal kepiting menjadi primadona dalam usaha ini," kata, Syahdan, Sabtu (5/3).
Sebagai peternak budidaya kepiting, Syahdan merasa kesulitan saat ini menjual hasil budidayanya. "Kalau persediaan kita selalu ada. Penjualan hanya mengandalkan pembeli lokal, karena tidak bisa ekspor. Penjualan besar sesuai permintaan saja, misalkan momen di hari Imlek atau pesta. Sedangkan sehari-hari sedikit sekira hanya 10-20 kilogram," ujarnya.
Modal usaha
Budidaya kepiting miliknya terletak di lahan satu hektare. Selain kepiting juga ada budidaya lainnya seperti udang. Tetapi, kepiting menjadi paling diincar pembeli. Jatuh bangun merintis usaha ini pun dirasakan Syahdan. Hingga ia mendapat modal usaha melalui kredit usaha rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk menjalankan usaha.
"Pasti setiap usaha butuh modal. Saya juga menjadi nasabah pinjaman BRI. Alhamdulillah, usaha bisa berjalan. Meskipun di masa pandemi ini penjualan berkurang, tetapi pihak BRI memberi keringan untuk pembayaran cicilan," sebutnya.
Syahdan pun berharap pemerintah bisa membuka kembali kran ekspor kembali. Selain jtu, ia berharap pemerintah memberikan penyuluhan kepada para peternak budidaya dan membantu penguatan modal usaha.
"Jadi bukan hanya perbankan yang membantu penguatan modal, tetapi pemerintah juga," sebutnya.
(WITA/RZD)