Ritami ibunda Muhammad Raga Prayuga tidak bisa menahan air mata usai telekonferensi dengan Duta Besar Indonesia untuk Ukraina di Command Center (BCC) Balai Kota, Jalan Jenderal Sudirman, Binjai, Senin (7/3). (Analisadaily/Jafar Wijaya)
Analisadaily.com, Binjai - Ritami menangis usai melakukan telekonferensi dengan pihak Duta Besar Indonesia untuk Ukraina di Command Center (BCC) Balai Kota, Jalan Jenderal Sudirman, Binjai, Senin (7/3).
Dalam telekonferensi itu, Ritami melihat anaknya dalam keadaan aman. Namun, rasa khawatir tetap dirasakannya karena saat ini anaknya masih bersembunyi di lantai bawah pabrik plastik tempat Muhammad Raga Prayuga bekerja di Kota Chernihiv Ukraina.
Sambil membawa foto Raga Prayuga, Ritami berlinang air mata saat memberikan keterangan kepada para wartawan terkait kondisi sang anak yang saat ini sedang berada di Chernihiv, Ukraina.
Sebenarnya, kata dia, Raga sudah mau pulang ke Indonesia karena mendengar kabar soal perang. Hanya saja prosesnya sangat lamban, hingga akhirnya mereka tertahan di tengah kondisi perang Rusia dengan Ukraina.
"Kalau berdasarkan kontrak, bulan September 2022 ini kontraknya habis," kata Ritami, warga Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Cengkeh Turi, Kecamatan Binjai Utara, Binjai.
Ritami menuturkan, sebagai seorang ibu dirinya sempat mencoba menenangkan diri dan berharap anaknya bersama rekan-rekannya bisa segera dievakuasi, dan pulang ke rumah dengan keadaan selamat.
"Tapi, dari rekaman-rekaman video yang dikirim Raga dan saya lihat langsung, ada suara ledakan bom, lalu ada suara 'lari, lari', bagaimana saya bisa tenang,” ucapnya.
Rutami juga mengatakan, saat komunikasi ke anaknya sempat memberi pesan agar jangan posting-posting di media sosial (medsos), takutnya nanti orang yang tidak paham malah merespons negatif. Namun anaknya bersikeras untuk memposting di medsos, agar Pemerintah Indonesia tahu kondisi mereka seperti apa.
"Di situlah hancur perasaan saya, berarti kondisinya lagi bahaya di sana. Dia anak baik, saya gak punya harta apa-apa lagi selain dia," ucapnya berurai air mata.
Kata dia, Raga merupakan tulang punggung keluarga setelah ia dan suaminya berpisah. Raga bekerja untuk membantu ekonomi keluarga sekaligus membiayani adiknya yang sedang bersekolah di tingkat SMA.
"Umur Raga 21 tahun, dia tulang punggung keluarga. Dia (Raga) berharap, kalau pulang ke rumah dengan kondisi selamat, mau peluk saya," katanya.
Saat ini ada 9 orang warga Binjai dan Langkat tertahan di tengah kondisi perang Ukraina dengan Rusia. Mereka berlindung di salah satu bungker untuk menyelamatkan diri, sembari menunggu proses evakuasi dari pihak Indonesia.
(JW/CSP)