Hasto Kristiyanto di USU: Kampus Harus Miliki Gelora Kepemimpinan 

Hasto Kristiyanto di USU: Kampus Harus Miliki Gelora Kepemimpinan 
Hasto Kristiyanto didampingi Rektor USU Dr Muryanto Amin usai memberikan kuliah umum di Auditorium USU, Senin (14/3). (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Universitas Sumatera Utara (USU) mengadakan kuliah umum bertajuk ‘Indonesia dalam Geopolitik Global’ dengan menghadirkan Tokoh Nasional Ir. Hasto Kristiyanto, MM sebagai narasumber. Kuliah umum ini diselenggarakan di Auditorium USU, Senin (14/03).

Ir. Hasto Kristiyanto, MM menekankan bahwa semangat berdikari membangun Indonesia emas 2045 dapat diwujudkan dengan melahirkan mahasiswa yang tak hanya memiliki semangat kepemimpinan namun juga menguasai ilmu pengetahuan serta melakukan riset dan inovasi. Untuk menuju Indonesia berdikari, Ir. Hasto mengatakan bahwa kampus harus memiliki gelora semangat kepemimpinan agar siap menghadapi 2054 yang akan datang.

“Untuk membangun kesadaran bahwa Indonesia ini lahir untuk pemimpin dan untuk menjadi pemimpin harus dimulai dengan tradisi intelektual di mana kampus harus menjadi pusat kepacuan bagi Indonesia Raya melalui penguasaan ilmu pengetahuan, riset, dan inovasi. Kita menatap Indonesia emas 2045 dan sekarang harus kita gelorakan. Tanpa spirit kepemimpinan itu kita tidak punya energi gerak dalam membangun seluruh sumber daya yang kita miliki untuk mewujudkan nasional interest itu,” tuturnya.

Selanjutnya, Ir. Hasto Kristiyanto menyampaikan agar masyarakat Indonesia harus belajar dari negara lain. Lalu, menerapkan sesuai dengan kultur Indonesia.

“Harapannya kampus bergelora semangat kepemimpinannya karena jika ketika kita kaya tanpa penguasaan ilmu pengetahuan, riset dan inovasi maka tidak mungkin berdikari. Kita harus belajar dari negara lain kemudian kita terapkan sesuai dengan kultur Indonesia, dan kita mulai dari kampus,” lanjutnya.

Rektor USU Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si dalam sambutannya mengatakan, dunia saat ini harus fokus terhadap upaya pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi, serta situasi perang yang dipicu oleh konflik negara-negara di dunia. Di mana yang terbaru adalah konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina, yang dikhawatirkan banyak kalangan akan berdampak secara global.

“Dampak yang paling dicemaskan dunia saat ini adalah terbukanya peluang digunakannya senjata pemusnah massal seperti nuklir di dalam konflik tersebut. Semoga kecemasan tersebut tidak akan terjadi dan kita semua masih dapat memandang dan membangun dunia yang lebih baik di masa depan,” jelasnya.

Karena itu, rektor menegaskan bahwa bagi Indonesia, perang di Ukraina akan memberikan pengaruh politik dan ekonomi yang mengharuskan Pemerintah untuk mengkalkulasi ulang strategi kebijakan serta program pemulihan ekonomi serta reformasi struktural yang menjadi fokus pemerintah di tahun 2022.

“Indonesia harus bersiap menghadapi berbagai disrupsi tersebut, baik dari sisi ekonomi, sosial, stabilitas politik, bahkan terhadap akses pendidikan,” pungkasnya.

Ia menambahkan, saat ini dunia tengah menghadapi sejumlah persoalan pelik yang menuntut manusia untuk berjuang lebih keras mengerahkan kemampuan pikir dan daya analitis serta inovasinya.

”Manusia harus mampu membuat terobosan baru dalam berbagai bidang penting, yang diharapkan mampu menghempang dan menangani seluruh ancaman tersebut,” pungkasnya.

Acara yang dipandu Kepala Kantor Humas, Protokoler dan Promosi USU Amalia Meutia, MPsi, Psikolog itu sendiri digelar secara hybrid. Mahasiswa yang hadir di Auditorium USU juga terlihat antusias mengikuti acara tersebut.

(BR)

Baca Juga

Rekomendasi