Hasto Kristiyanto dan dr Sofyan Tan (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengajak para guru Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM) untuk senantiasa menggelorakan semangat pantang menyerah untuk membangun watak-watak manusia Indonesia yang punya moralitas, kepemimpinan, keteladanan yang baik dan punya nilai-nilai kemanusian yang melebarkan suatu perbuatan baik.
Hal tersebut juga sesuai dengan konsepsi satu watak kemanusiaan, persatuan kebangsaan, musyawarah dan keadilan sosial yang merupakan satu hal luar biasa yang dimiliki bangsa Indonesia.
"Sekolah YPSIM telah menggelorakan semangat untuk pantang menyerah, semangat untuk berjuang tanpa pernah mengenal kata akhir ketika perjuangan itu digerakan bagi kepentingan banyak orang bagi bangsa dan negara. Inilah yang dikatakan Bung Karno suatu api yang tak akan pernah padam," kata Hasto saat memberikan bimbingan dan motivasi kepada ratusan guru di Aula Bung Karno YPSIM, Jalan Sunggal Medan, Senin (14/3).
Kegiatan ini juga dihadiri Ketua Dewan Pembina YPSIM, dr Sofyan Tan, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Bupati Labuhanbatu Selatan Edimin, Bupati Serdang Bedagai Darma Wijaya, Bupati Toba Poltak Sitorus, Wakil Bupati Sergai H. Adlin Umar Yusri Tambunan, Ketua DPD PDIP Sumut Rapidin Simbolon, Anggota DPR RI Deddy Sitorus, Ketua DPRD Medan Hasyim SE dan Ketua Yayasan YPSIM, Finche Kosmanto.
Untuk menciptakan pemimpin-pemimpin yang hebat Hasto berharap pendidikan yang diselenggarakan di YPSIM harus dibuat berbeda terutama dalam hal disiplin, kemerdekaan alam pikir yang bisa menggambarkan inilah Indonesia dengan semua agama kepercayaannya yang bisa hidup tanpa pernah mengkafirkan antara satu sama lainnya.
"Karena di sekolah inilah ada Masjid, Gereja, Vihara dan Pura yang bisa kita gunakan untuk menggambarkan Indonesia dimana semua agama dan kepercayaan ada tanpa ada mengkafirkan satu dengan lainnya," sebut Hasto.
Untuk itu, sebut Hasto, pendidikan sangat penting di dalam semangat berpikir tentang kebenarana alam pikir yang dituntun oleh nurani yang bening agar rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa menginspirasi kita dalam kegiatan-kegaiatan di sekolah.
Hasto saat memberikan bimbingan dan motivasi kepada ratusan guru di Aula Bung Karno YPSIM, Jalan Sunggal Medan, Senin (14/3) (Analisadaily.com/Istimewa)
"Ancaman yang bisa muncul dalam berbagai bentuk adalah radikalisme. Kita harus bersatu karena kita negara spritual sebagaimana tadi doa dari semua agama yang ditampilkan oleh YPSIM yang menebarkan kebaikan," tutur Hasto.
Dalam motivasinya Hasto juga menyatakan sangat senang dengan Sultan Iskandar Muda yang diambil sebagai nama sekolah karena beliau merupakan seorang pemimpin pada abad ke-17 awal yang membangun kebesaran Aceh.
"Di situ banyak tokoh-tokoh pemimpin perempuan tanpa membeda-bedakan yang namanya Sultan Iskandar Muda. Baru setelah beliau wafat baru perempuan mulai disingkirkan," ungkap Hasto.
Padahal, sebut Hasto, sebelumnya juga pernah muncul Laksamana Malahayati yang berduel satu lawan satu di atas kapal yang mengalahkan panglima perang dari Portugis. Hal inilah yang menunjukan pemimpin-pemimpin perempuan yang tidak pernah mengenal kata menyerah pada masa itu.
"Inilah Sultan Iskandar Muda yang mengingatkan kita bahwa laki-laki dan perempuan adalah sama sebagaimana kata Bung Karno adalah kepakan sayap Burung Garuda yang membuat Indonesia Raya terbang ke angkasa raya," ucapnya.
Begitupun, sebut Hasto, mengapa saat ini bisa muncul persoalan terkait pemimpin perempuan padahal kita memiliki sejarah Ratu Shima serta banyak muncul kesultanan-kesultanan di Aceh.
"Lalu mengapa ini menjadi persoalan. Inilah yang menggambarkan kesetaraan harkat kita itu mengalami kemunduran. Padahal ini merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang seharusnya disyukuri," tandas Hasto.
(RZD)