Wakil duta besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy. (Getty Images/Reuters)
Analisadaily.com, New York - Wakil Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dmitry Polyanskiy, mengatakan Moskow memiliki hak untuk menggunakan senjata nuklir jika 'diprovokasi' oleh NATO. Rusia membuat peringatan setelah juru bicara Vladimir Putin menolak untuk mengesampingkan nuklir Ukraina dalam menghadapi 'ancaman eksistensial'.
"Jika Rusia diprovokasi oleh NATO, jika Rusia diserang oleh NATO, mengapa tidak, kami adalah kekuatan nuklir," kata Polyanskiy kepada Sky News saat menjawab pertanyaan apakah Putin benar untuk mempertahankan prospek perang nuklir di seluruh dunia.
"Saya tidak berpikir itu hal yang benar untuk dikatakan. Tapi itu bukan hal yang benar untuk mengancam Rusia, dan mencoba untuk ikut campur. Jadi ketika Anda berurusan dengan tenaga nuklir, tentu saja, Anda harus menghitung semua kemungkinan hasil dari perilaku Anda," tegas
Polyanskiy dilansir dari Metro, Kamis (24/3).
Polyanskiy berbicara dari dalam misi Rusia untuk PBB di New York, di mana foto-foto Presiden Putin menghiasi dinding. Dia menolak pernyataan resmi pemerintah AS bahwa anggota angkatan bersenjata Rusia bersalah atas kejahatan perang di Ukraina.
Di antara teguk teh lemon, dia menyarankan rekaman yang menunjukkan kota-kota Ukraina menjadi puing-puing karena pemboman Rusia bisa jadi palsu. Dia bahkan membuat klaim yang tidak masuk akal bahwa Ukraina menyerang bangunan dan warga sipilnya sendiri.
"Anda percaya satu hal, saya percaya hal lain," katanya.
Komentar Polyanskiy muncul setelah juru bicara Putin Dmitry Peskov juga menyarankan Rusia dapat menggunakan senjata nuklir. Pewawancara CNN Christiane Amanpour mendorongnya apakah dia 'yakin' bahwa Presiden Putin tidak akan menggunakan opsi nuklir.
"Kami memiliki konsep keamanan domestik, dan itu publik. Anda dapat membaca semua alasan penggunaan senjata nuklir. Jadi jika itu merupakan ancaman eksistensial bagi negara kita, maka itu dapat digunakan sesuai dengan konsep kita," tuturnya.
Baik Peskov maupun Polyanskiy tidak mendefinisikan apa yang mereka maksud dengan provokasi atau ancaman.(CSP)