Pandemi, Kemampuan Berhitung Anak Menurun

Merdeka Belajar Butuh Peran Orang Tua

Merdeka Belajar Butuh Peran Orang Tua
Kegiatan pertemuan pemangku kepentingan pendidikan Program Pintar, Rabu (23/3) di Medan berlangsung sesuai protokol kesehatan (Analisadaily/Adelina Savitri Lubis)

Analisadaily.com, Medan - Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju Nadiem Anwar Makarim prinsipnya bertujuan agar anak-anak mencapai kebahagiaan dalam belajar. Jika anak sudah bahagia, maka akan mudah menerima materi dalam belajar.

Hal itu diungkapkan Drs. H. Iriyanto, M.Pd, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Sumatera utara, Rabu (24/3) dalam kegiatan pertemuan pemangku kepentingan Pendidikan Program Pintar yang juga dihadiri oleh Dinas Pendidikan, Kementerian Agama dan Bappedda Kabupaten Batu Bara, Karo, Asahan dan Kota Pematangsiantar.

Menurut Iriyanto, satu hal yang penting dalam merdeka belajar adalah bukan mendapatkan konsep, fakta, prosedur, namun yang paling utama adalah anak-anak mendapatkan pengetahuan meta kognitif. “Artinya apa yang dia terima di sekolah bisa dia pakai dalam kehidupan. Oleh sebab itu proses pembelajaran di sekolah dan di rumah itu harus berjalan seimbang,” katanya.

Tapi bagaimana menerapkannya? Untuk itu Iriyanto bilang dibutuhkan peran orang tua di rumah. Caranya adalah memantau anak sesuai dengan sila-sila Pancasila. Dia pun mencontohkan penerapan tentang makna bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia. “Maka orang tua memantau anaknya apakah melakukan ibadah atau tidak. Begitu juga dengan akhlak mulia, apakah orang tua juga berbahasa santun, karena anak pasti meniru orang tua,” ungkapnya.

Termasuk soal berpikir kritis, jika anak di rumah bertanya kepada orang tua, Iriyanto bilang, tolong jangan dipatahkan. Pasalnya, jika orang tua tidak bekerja sama dengan sekolah maka dapat dipastikan anak menjadi bingung, juga kacau. “Karena siapa yang harus anak percayai? guru atau orang tua?” imbuhnya.

Iriyanto juga menegaskan untuk melaksanakan kurikulum merdeka belajar ini, penting bagi sekolah untuk menyosialisasikannya ke seluruh orang tua agar terciptanya sinergi antara pihak sekolah dan orang tua. Berdasarkan hasil survey yang dirilis Tanoto Foundation Sumatera Utara tentang evaluasi Pendidikan di Sumut, efek pandemi sebabkan kemampuan berhitung siswa menurun, namun kemampuan membaca justru meningkat.

“Kedepannya akan lebih berfokus pada Peningkatan Kualitas Program, Peningkatan Kapasitas dan Penguatan Kelembagaan dalam perencanaan, pemantauan, penyebar luasan Program Pintar, dan perencanaan kebijakan pendidikan daerah yang berkelanjutan,” ungkap Reza Anggara Head Govrel Program Pintar.

Dia berharap pemerintah daerah mendapatkan gambaran hasil implementasi program Pintar di Kab/Kota mitra sehingga tindakan lanjutan dan kebijakan yang tepat dapat diambil untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Kab/Kota dan mendapatkan referensi implementasi Program Pintar yang sejalan dan mendukung kebijakan, program, dan kurikulum terbaru yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Pendidikan Tinggi.

Dampak program yang diukur pada survey, dengan indikator Penguatan Pembelajaran yang diikuti oleh Manajemen dan Kepemimpinan, serta hasil tes siswa kemampuan membaca siswa (EGRA) dan kemampuan berhitung siswa (EGMA) untuk kelas awal dan mata pelajaran Matematika, IPA dan Bahasa Indonesia.

Implementasi Praktik Baik

Sementara itu Yusri Nasution Selaku Koordinator Tanoto Foundation Sumut mengungkapkan Antusiasme daerah mitra dalam implementasi Program Pintar sudah baik termasuk dalam hal penyebaran praktik baik program Pintar sangat positif.

“Beberapa daerah sudah melakukan penyebarluasan program serta juga menunjukkan keinginan untuk melakukan pelatihan berbasis digital melalui program LMS/E-PINTAR yang ditunjukkan melalui diskusi pada saat pelaksanaan District Stakeholder Meeting bersama Dinas Pendidikan, Bappeda maupun Kementrian Agama yang dirancang melalui berbagai sumber anggaran,” ungkap Yusri.

“Program Pintar yang mengimplementasikan pembelajaran aktif dengan konsep Mikir sejalan dan mendukung program-program yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Pendidikan Tinggi,” tutupnya.

Pada pertemuan ini terlihat hasil survey di Sumatera utara secara keseluruhan kepada guru kelas awal menunjukkan praktik baik dalam mengajar bahasa Indonesia mengalami perubahan yang paling tinggi, dibandingkan guru IPA. Untuk jenjang SD/MI, indikator tersebut mengalami kenaikan 8 persen dari baseline ke midline, namun berbeda di jenjang SMP/MTs, justru mengalami penurunan dari 33 persen menjadi 21 persen.

Hasil tes siswa SD/Mi dalam kemampuan membaca meningkat signifikan dibandingkan siswa SMP/MTs, seiring dengan tes dalam kemampuan berhitung, siswa SMP/MTs juga mengalami penurunan, hal ini juga terlihat dari hasil survey keterlibatan orang tua dalam meningkatkan pembelajaran menurun dari 25 persen menjadi 19 persen.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan, Drs.H. Supriyanto, M.Pd ditemui disela-sela pertemuan mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada Lembaga Philanthropy Tanoto Foundation yang bersedia membantu Pemerintah Daerah dengan segala keterbatasan yang ada dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, melalui Program Pintar.

“Anggaran Pendidikan yang dimiliki oleh pemerintah daerah sangat terbatas, dan masih berfokus pada peningkatan akses infrastruktur, dengan adanya program seperti ini kami terus berharap dapat berkelanjutan, dan kita sendiri melihat guru-guru, kepala sekolah dan pengawas kita yang telah tersentuh program ini perubahannya jauh lebih baik, tentu kami terus mendorong agar hal baik ini dapat di sebarkan keseluruh sekolah SD dan SMP di Kab. Asahan,” ungkap Supriyanto.

Berita kiriman dari: Adelina Savitri Lubis

Baca Juga

Rekomendasi