Para pembalap MotoGP sedang menjajal Sirkuti Mandalika, Nusa Tenggara Barat. (Speedweek/Gold & Goose)
Analisadaily.com, Lombok - Menjelang balapan akhir pekan pertama MotoGP di Sirkuit Jalan Mandalika Lombok pada Minggu (20/3) lalu, permukaan lintasan menjadi perhatian utama para pembalap, termasuk Fabio Quartararo dan Johann Zarco.
Setelah aspal di Sirkuit Mandalika yang baru diuji pada Februari (11-13/2) para jagoan MotoGP mengeluh tentang batu yang terlempar seperti proyektil selama perjalanan. Mengetahui itu, FIM, Dorna dan pemilik trek bereaksi dan dalam waktu singkat sekitar 1,6 km dari lintasan sepanjang 4,301 km baru diaspal kembali sebelum GP Indonesia dimulai.
Sebagai tindakan pencegahan, jarak balapan diperpendek dari 27 lap menjadi 20 lap setelah pemanasan.
"Kami tidak ingin terlalu membebani kondisi lintasan," kata Petugas Keselamatan Franco Uncini, menjelaskan keputusan tersebut.
Tapi bagaimana para bintang MotoGP menilai pekerjaan aspal yang dilakukan dalam waktu singkat.
“Dari sudut pandang saya, aspalnya tidak buruk. Tapi di tikungan terakhir ada lima atau enam tempat di mana aspal benar-benar rusak. Selain itu, saya merasa semuanya baik-baik saja," kata juara dunia tahun lalu itu usai balapan pertama MotoGP di Mandalika dilansir dari Speedweek, Senin (28/3).
“Beberapa batu kecil menghantam saya di FP1 dan FP2, tapi itu bagus di hari Sabtu dan Minggu. Saya pikir kondisinya tidak terlalu buruk. Yang juga benar, jika itu masalahnya, mereka harus mengangkat kekhawatiran baru setiap tahun. Itu masalah terbesarnya," tambah Quartararo.
Apresiasi juga disampaikan Johann Zarco dengan mengatakan kondisinya jauh lebih baik daripada saat tes.
"Aspal baru sangat bagus, meskipun ada dua titik pada hari Sabtu yang tidak mengering. Untuk tikungan terakhir, di mana aspal hancur begitu cepat, saya pikir itu karena mereka tidak punya cukup waktu untuk benar-benar menyempurnakannya," ucap Zarco.
"Dan kondisi di Indonesia, dengan hujan dan panas, tentu tidak membantu. Tapi jika kami melakukan 27 lap tahun depan, saya pikir itu akan lebih sulit bagi pembalap daripada di aspal karena panasnya luar biasa. Karena saya pikir mereka bisa memperbaiki treknya," kata dia.
Sebagai pengingat: Pada hari Kamis yang benar-benar kering sebelum akhir pekan GP, suhu lintasan di Mandalika mencapai 65 derajat.
“Itu jauh lebih baik daripada di tes, tetapi dalam pemanasan saya berada di belakang Bezzecchi dan saya kemudian mengalami beberapa memar kecil di lengan dan leher saya. Jadi masih ada sesuatu yang muncul," ucap juara dunia Moto2 dua kali itu mengisyaratkan bahwa masih ada ruang untuk perbaikan hingga tahun depan.(CSP)