Ilustrasi (Pixabay)
Analisadaily.com, Jakarta - Sebesar 83 persen sampah plastik di Indonesia telah bocor dan mengancam ekosistem seperti biota yang hidup di laut. Hal ini disampaikan Country Manager Plastic Bank Indonesia, Paola Cortese.
“Di Indonesia, setiap tahun ada 4,9 juta ton sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik dan 83 persen sampah plastik bocor ke laut dan mengancam ekosistem laut,” kata Paola dalam Media Gathering Plastic Bank Indonesia yang diikuti secara daring di Jakarta, dilansir dari Antara, Kamis (7/4).
Ia menuturkan, Indonesia sedang mengalami darurat sampah plastik karena menghasilkan 7,8 juta ton sampah plastik per tahun dengan 4,9 juta ton di antaranya tidak mendapatkan pengelolaan yang baik sampai berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Sudah sangat jelas kalau kita ini hidup di masa darurat plastik. Karena itulah Pemerintah Indonesia menerapkan beberapa target baik itu target jangka pendek maupun jangka panjang,” ucap Paola.
Ia menjelaskan pemerintah memiliki target jangka pendek yakni ingin menurunkan pencemaran sampah plastik di laut sebesar 70 persen pada tahun 2025. Sementara pada tahun 2040, pemerintah menargetkan Indonesia bebas dari polusi kantong plastik.
Target jangka pendek maupun jangka panjang tersebut juga ditetapkan agar kemiskinan terutama di wilayah pesisir pantai Indonesia di kalangan kolektor sampah plastik informal dapat berkurang.
Untuk membantu pemerintah mencapai target tersebut, Paola menjelaskan bahwa lebih dari 12.000 anggota komunitas pengumpul plastik dari Plastic Bank Indonesia dikerahkan dan berhasil mencegah pencemaran setara dengan 1 miliar botol plastik di laut.
“Ada 12 ribu kira-kira pahlawan samudera yang sudah bergabung di Plastic Bank. Pahlawan samudera adalah orang-orang yang mengumpulkan sampah plastik, dari lingkungan dan komunitas mereka di sekitarnya,” ucap dia.
Salah seorang pahlawan samudera Plastic Bank Indonesia di Tabanan, Bali, Asis Wijayanto mengatakan dirinya bergabung agar bisa mencegah pencemaran plastik di laut serta mendapatkan penghasilan.
“Dengan mengumpulkan plastik dan menukarkannya di mitra cabang Plastic Bank, saya turut berkontribusi untuk mencegah pencemaran plastik di laut dan mendapatkan penghasilan,” ucap Asis.
Pria yang bergabung sejak tahun 2020 tersebut mengatakan tidak hanya mengumpulkan sampah plastik di daerah Tabanan saja, tetapi juga daerah lainnya seperti Kecamatan Mengwi di Bali.
Asis berharap masyarakat dapat peka terhadap sampah plastik dan menjaga lingkungan supaya dapat hidup menjadi lebih sehat dan bersih.
“Pesan saya khususnya di daerah Bali, supaya menjaga lingkungan tetap bersih. Kalau menemukan sampah plastik, harap dikumpulkan,” ujar dia.
(RZD)