PLTP Sarulla Operation Limited (SOL) dan Dinkes Taput saat sosialisasi pencegahan stunting sejak dini kepada masyarakat. (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Pahae - Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sarulla (PLTP), Sarulla Operation Limited (SOL) bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) menggelar sosialisasi pencegahan stunting sejak dini kepada masyarakat.
Humas PLTP SOL, Industan Sitompul menyampaikan sosialisasi ini dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya stanting bagi para ibu hamil dan balita.
"Sosialisasi tentang pencegahan stunting sejak dini diberikan kepada 250 orang, yang terdiri dari ibu hamil, ibu balita, dan kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di 19 desa terdampak SOL di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu,"ujarnya kepada wartawan, Senin, (11/4).
Dia mengatakan, sosialisasi pencegahan ini dilakukan berawal masih adanya ditemukannya balita gizi kurang dan Ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu.
Dia menambahkan, atas temuan itu, tim Corporate Social Responsibility (CSR) SOL bersama Dinkes Taput selanjutnya melakukan intervensi selama 3 bulan untuk membantu menangani masalah ini melalui pemulihan gizi selama 3 bulan.
"Kegiatan ini dimulai sejak Bulan September sampai Desember 2021 lalu yang dipantau langsung oleh Bidan Desa (Bides) setempat,"katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, dari hasil intervensin dan pemantauan selama 3 bulan itu, dari total 22 balita, 19 orang kini memiliki berat badan normal dan mengalami perubahan status giji menjadi giji baik.
"Sedangkan sedangkan 3 balita lainnya sudah memiliki peningkatan berat badan walaupun tidak signifikan dan statusnya masih sama dikarenakan adanya kondisi bawaan,"katanya.
Selanjutnya dari 3 ibu hami yang mengalami KEK, 2 diantaranya kini sudah status giji baik.
"Sedangkan 1 lagi tidak mengalami kenaikan berat badan yang disebabkan oleh kondisi bawaan,"imbuhnya.
Untuk mendukung peningkatan giji dan menghindari stunting bagi ibu dan balita, lebih lanjut Industan menambahkan, pihaknya bersama bidang giji Dinkes selanjutnya
memanfaatkan daun kelor yang diolah menjadi kue kering sebagai salah satu komponen makanan tambahan untuk balita gizi buruk dan ibu hamil KEK.
Menurutnya, untuk mendukung program pemanfaatan daun kelor ini, pihaknya menyalurkan sebanyak 100 batang bibit kelor ke 19 desa di Pahae Jae dan Pahae Julu.
"Bibit ini diharapkan dapat dikembangkan dan dikelola oleh pemerintah desa melalui Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan kader Posyandu sebagai bahan pangan dalam kegiatan Posyandu balita, ibu hamil, dan lansia,"imbuhnya.
(CAN/CSP)