Gajah sumatera ditemukan mati (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Dua ekor Gajah Sumatera ditemukan mati di kawasan Dusun Aras Napal Kanan, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat. Satu bangkai gajah ditemukan pada Minggu (10/4). Sedangkan satu bangkai lagi ditemukan dalam keadaan tinggal tulang. Diduga sudah mati dalam waktu yang lama.
Bangkai terbaru ditemukan di kebun jeruk milik masyarakat. Tepatnya di kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang berjarak sekitar 140 meter dari Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Kondisi gajah berkelamin betina itu sudah dalam keadaan membusuk.
Plt Kepala Balai Besar KSDA Sumut, Irzal mengatakan bahwa tim dari BBKSDA Sumut, BBTNGL dan Yayasan Orangutan Sumatra Lestari – Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) melakukan pengumpulan informasi terkait dugaan penyebab matinya gajah. Tim melakukan nekropsi terhadap gajah.
"Pada saat ditemukan, tubuh gajah ditemukan dalam kondisi sudah mulai membusuk. Di tubuhnya ditemukan banyak luka bekas tusukan. Kondisi usus terburai. Di lokasi sekitar bangkai (cadaver), ditemukan banyak jejak gajah," katanya, Sabtu (16/4).
Keterangan dari masyarakat menyebut, pada Sabtu 9 April 2022, mereka mendengar suara gajah. Namun sangat riuh tidak seperti biasanya.
Hasil nekropsi pada gajah ditemukan luka tusukan yang mengakibatkan pendarahan pada organ dalam. Sehingga dugaannya, gajah mat karena kehabisan darah.
Perkelahian itu diduga karena gajah jantan sedang dalam kondisi musth atau gajah jantan dewasa mengalami peningkatan hormon testosteron sehingga perilakunya menjadi lebih agresif.
"Gajah betina didatangi oleh gajah jantan yang sedang masa musth kemudian menyerang dan memaksa untuk kawin, namun gajah betina yang tidak dalam periode estrus atau belum siap untuk kawin melakukan perlawanan sehingga akhirnya menyebabkan kematian gajah betina," kata Irzal.
Irzal mengungkapkan, petugas di lapangan juga tidak menemukan caling kiri (gigi pada gajah yang menonjol dan berevolusi, lebih kecil dari gading. Hanya ditemukan pada gajah betina). Kuat dugaan, caling gajah itu diamil orang setelah gajah mati.
"Karena ada bekas sayatan untuk ambil caling kiri," ungkapnya.
Hasil temuan tim menunjukkan, caling diduga diambil dengan menggunakan benda tajam. Karena ada bekas sayatan pada otot pengikat caling. Sedangkan caling sebelah kanan, masih berada utuh di tubuh gajah.
Bangkai gajah itu kemudian dikubur. Petugas juga mengambil sampel berupa isi lambung dan bagian lambung untuk dilakukan uji toksik di laboratorium.
Pada saat melakukan identifikasi, masyarakat kemudian memberikan informasi adanya bangkai gajah lainnya. Lokasinya sekitar 1,4 Km dari temuan pertama.
Gajah betina itu ditemukan dalam kondisi tinggal tulang dengan kondisi daging yang mencair. Kondisi tulang belulang juga tidak lengkap. Caling juga tidak ditemukan di bangkai.
"Diperkirakan sudah mati enam bulan yang lalu," terang Irzal.
Hasil identifikasi menunjukkan ada bekas retakan di bagian tengkorak kepala. Diduga karena berbenturan dengan gading pejantan.
Informasi yang diterima dari masyarakat, di sekitar lokasi memang sering terlihat gajah jantan soliter berukuran cukup besar. Ciri khasnya, ekornya terpotong sehingga dinamai si buntung. Ada juga yang menamainya dengan Sukro.
"Diduga gajah inilah yang dominan di sekitar lokasi dan sering menyerang serta memaksa gajah betina untuk kawin," tambah Irzal.
(JW/RZD)