Pekan Depan, Antonio Guterres Temui Putin dan Zelenskyy

Pekan Depan, Antonio Guterres Temui Putin dan Zelenskyy
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, berbicara kepada media di Markas Besar PBB di New York pada 14 Maret 2022, mengenai invasi Rusia ke Ukraina. (Reuters/Andrew Kelly)

Analisadaily.com, New York - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, akan mengunjungi Moskow pekan depan untuk bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin dan kemudian menuju ke Ukraina untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy.

Guterres akan menuju ke Moskow pada hari Selasa (26/4) dan bertemu dengan Putin serta mengadakan rapat kerja dan makan siang dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.

"Dia berharap untuk segera membicarakan apa yang bisa dilakukan untuk membawa perdamaian ke Ukraina," kata juru bicara Guterres, Eri Kaneko dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, Sabtu (23/4).

Dia akan bertemu dengan Zelenskyy pada hari Kamis, menteri luar negeri Dmytro Kuleba dan staf di badan-badan PBB untuk membahas peningkatan upaya bantuan kemanusiaan.

Guterres telah meminta untuk bertemu dengan para pemimpin kedua negara dalam surat terpisah yang diserahkan kepada misi permanen negara mereka di PBB.

Guterres pada hari Selasa juga menyerukan jeda kemanusiaan Paskah Ortodoks selama empat hari dalam pertempuran di Ukraina yang dimulai pada hari Kamis untuk memungkinkan perjalanan warga sipil yang aman dari daerah konflik dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang terkena dampak parah.

"Sekjen tidak begitu kecewa karena seruan pribadinya tidak diindahkan, tetapi lebih karena tidak ada gencatan senjata, bahwa warga sipil tidak dapat meninggalkan daerah-daerah yang terkepung dan bahwa bantuan yang siap diberikan oleh PBB dan mitra kami untuk ini daerah yang terkepung tidak bisa masuk," kata Kaneko pada hari Jumat (22/4).

Invasi Moskow ke Ukraina, serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945, telah menewaskan atau melukai ribuan orang. Lebih dari 12 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan di negara itu hari ini, kata Guterres.

Sejak memulai apa yang disebutnya operasi khusus untuk mendemilitarisasi Ukraina, Rusia telah membom kota-kota menjadi puing-puing dan ratusan mayat sipil telah ditemukan di kota-kota setelah pasukannya mundur. Ia menyangkal menargetkan warga sipil dan mengatakan, tanpa bukti, bahwa tanda-tanda kekejaman telah dipentaskan. Negara-negara Barat dan Ukraina menuduh Putin melakukan agresi tanpa alasan.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi