Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris, Warsito (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Besançon - Intensitas kerja sama antaruniversitas di Prancis dan di Indonesia semakin meningkat pascapandemi Covid-19. Salah satunya adalah Universitas Franche-Comté (UFC) yang terus membahas pengembangan dan peningkatan kerja sama dengan beberapa kampus di Indonesia, diantaranya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Lampung.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris, Warsito menyambut baik undangan dari Direktur Kerja Sama Internasional Universitas Franche-Comté (UFC), Paul Marcille untuk membahas kerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia. Pada kesempatan ini, Atdikbud Warsito diberikan kesempatan untuk memberikan kuliah umum di hadapan para mahasiswa dan dosen yang diselenggarakan secara hybrid.
Dalam kuliah umum ini, Atdikbud Warsito menyampaikan topik tentang program Merdeka Belajar dalam diversitas budaya di Indonesia. “Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang diusung pemerintah Indonesia merupakan sarana kolaborasi antar perguruan tinggi khususnya di Indonesia dengan di berbagai Negara. Tujuan dari program ini sendiri ialah untuk mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja saat mereka lulus nanti,” terang Warsito di kampus UFC, Besançon, dalam keterangan Sabtu (14/5).
Warsito berharap dengan program MBKM yang dijalankan pada kedua perguruan tinggi, juga dapat mempererat hubungan antarnegara. “Juga dapat menambah ilmu bagi para pelajar,” imbuhnya.
Kantor Atdikbud mencatat bahwa UFC merupakan salah satu dari 65 institusi Prancis yang aktif bekerja sama dengan kampus di Indonesia, dan siap mendukung penuh program Kampus Merdeka. UFC merupakan anggota dari kelompok Université Bourgogne Franche-Comté (UBFC), yang terletak di kota Besançon, sekitar 420 km arah tenggara dari Kota Paris, dan berjarak 150 km dari Kota Bern, Ibukota Swiss, demikian juga sangat dekat dengan Jerman.
UFC tergolong perguruan tinggi negeri pelopor di Prancis, yaitu didirikan pada tahun 1423 yang memiliki komitmen dan keinginan tinggi menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi Indonesia. Posisi yang strategis Kota Besançon juga merupkan potensi bagi UFC sehingga tumbuh cepat menjadi kampus tujuan studi dari berbagai negara. Tercatat dari 29 ribu mahasiswa, 20 persennya merupakan mahasiswa asing, termasuk sekitar 21 mahasiswa Indonesia.
Saat ini UFC memiliki kerja sama dengan perguruan tinggi di Asia lebih dari 189 kerja sama dan dengan perguruan tinggi di Eropa terutama Jerman dan Swiss sebanyak lebih dari 250 kerja sama. Pimpinan UFC juga siap menjadi calon tuan rumah JWG bidang Pendidikan tinggi RI – Prancis untuk pelaksanaan 4 tahun mendatang. Sebagai informasi bahwa JWG tahun 2022 ini dilaksanakan di UPHF - Valenciennes, dan dua tahun mendatang di Indonesia.
Sebelumnya, Atdikbud Warsito diterima oleh Direktur Pusat Bahasa Terapan (Centre de Linguistique Appliqué/ CLA) Arnaud Pannier dan tim. Pada kesempatan ini Warsito dan Arnaud Pannier membahas topik terkait aktivitas belajar mahasiswa Indonesia dari ITS yang sedang belajar di CLA. Kepada para mahasiswa Indonesia, Atdikbud berpesan agar meningkatkan kemampuan berbahasa Prancis untuk mendapatkan pengalaman lebih terkait dengan budaya dan interaksi sosial baik.
Pembahasan secara khusus terkait dengan program CLA adalah keinginan CLA untuk membuka kelas Bahasa Indonesia bagi dosen dan pelajar UFC serta program pengiriman mahasiswa UFC ke kampus di Indonesia. Untuk itu, UFC berkeinginan menyelenggarakan kegiatan pekan Indonesia, yang merupakan kesempatan mempromosikan Indonesia di bidang pendidikan dan kebudayaan kepada sivitas UFC dan masyarakat Besançon.
(RZD)