Siswa Sampoerna Academy Juara Global Chinese Writing Competition Awards 2022 (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Jakarta - Association for International Education Development and Research (AIEDR) dan International Bilingual Experts Education Management (IBE) menggelar Global Chinese Writing Competition Awards 2022 yang diadakan untuk merayakan bakat dan semangat pelajar muda untuk menulis bahasa Mandarin.
Diikuti oleh lebih dari 100 sekolah internasional dan bilingual ternama dari 20 negara dan wilayah seperti Singapura, East China, Hong Kong, Shenzhen, Indonesia dan lainnya dengan 2.000 peserta yang mendaftar untuk kompetisi. Sampoerna Academy menjadi salah satu wakil sekolah interkultural dengan metode STEAM yang turut berpartisipasi dalam kompetisi ini.
Menurut Azamat Dzhumanazarov, Principal Sampoerna Academy Medan Citra Campus kompetisi global ini merupakan wadah bagi seluruh siswa di berbagai negara untuk bersaing secara sehat dan saling mengenal antar budaya.
Sampoerna Academy memang mendorong dan mempersiapkan para siswa untuk dapat menguasai 3 bahasa melalui program trilingual, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Mandarin. Apalagi saat ini, Bahasa Mandarin sudah menjadi bahasa komunikasi popular yang digunakan oleh warga negara dunia baik dalam pendidikan maupun koresponden bisnis.
“Kami sangat bangga bisa berpartisipasi di kegiatan ini. Sampoerna Academy sejak awal berdirinya sangat berkomitmen untuk mendorong siswa siswinya bersaing di kancah internasional. Sebab bagi kami, tujuan pendidikan itu bukan sekedar mencetak anak-anak cerdas, tapi juga tangkas dan giat. Mereka belajar mencari peluang untuk unjuk gigi di tingkat global. Sampoerna Academy juga mempunyai pembelajaran Bahasa Mandarin berbasis kurikulum yang dikembangkan bersama dengan Beijing Language and Culture University (BLCU). Kami meyakini menguasai bahasa asing seperti Mandarin adalah modal masa depan mereka,” tuturnya.
Terpilihnya perwakilan Sampoerna Academy sebagai pemenang, lanjutnya, adalah buah dari kerja keras dan keberanian peserta yang didukung oleh lingkungan pendidikan.
“Menang adalah hasil, bukan tujuan. Kami selalu menekankan pada anak didik kami untuk terus berani mencoba, berani berkompetisi, berani bersaing dengan modal persiapan yang matang. Adapun jika pada akhirnya mereka berhasil menjadi juara, ini adalah dampak dari sebuah proses yang diapresiasi oleh pihak luar,” tambahnya.
Dua siswa Sampoerna Academy Medan, Jennifer Kava dan Cindy Niody, berhasil membawa pulang dua penghargaan dari kompetisi tersebut. Penilaian berdasarkan empat kriteria; konsepsi tujuan yang positif dan imajinatif, struktur organisasi yang jelas dan pengembangan ide yang koheren, teknik kebiasaan yang tepat dan sesuai, dan ekspresi bahasa yang kaya dan akurat.
Jennifer Kava Deng Meirong dari Sampoerna Academy Medan, mendapatkan gelar juara the Champion title of the Global Non-Native Chinese Speakers Senior High School Group, dengan membawa tema “Power of Belief” dalam komposisinya.
“Cerita ini bercerita mengenai satu pasukan dibunuh oleh seorang pengkhianat, mengakibatkan pemusnahan seluruh pasukan, dan salah satu komandan yang tersisa selamat. Setelah kembali ke ibu kota, ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat. Menyandang perseteruan darah yang dalam, ia dengan hati-hati merencanakan di selnya selama bertahun-tahun, dan memutuskan untuk melarikan diri dari penjara dan kembali ke ibu kota, memulai jalan yang gelap dan menggetarkan jiwa untuk memperbaiki ketidakadilan,” ungkapnya.
Cindy Niody dari Sampoerna Academy Medan berhasil mendapatkan the First Runner-Up in Regional Award for Overseas Non-Native Chinese Speakers Senior High School Group dengan membawakan tema “Personal Perspective of Happiness”.
“Kompetisi ini memberi saya banyak motivasi dan dorongan untuk belajar bahasa Mandarin. Saya ingin berterima kasih kepada keluarga saya karena telah membangun lingkungan yang membuat saya mencintai dan menikmati belajar bahasa Mandarin. Guru-guruku yang selalu mengajari dan mengoreksiku, dan teman-temanku yang selalu menyemangatiku. Sebagai penutup, saya berjanji untuk tidak pernah menyerah belajar bahasa Mandarin dan akan bekerja keras untuk meningkatkan diri,” ungkap Cindy.
(JW/RZD)