Kecakapan Digital: Dampak Literasi Digital Terhadap Perkembangan Ekonomi

Kecakapan Digital: Dampak Literasi Digital Terhadap Perkembangan Ekonomi
Kecakapan Digital: Dampak Literasi Digital Terhadap Perkembangan Ekonomi (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI, Teuku Riefky Harsya mengatakan, perkembangan teknologi saat ini telah memengaruhi ekonomi dunia dan merubah kegiatan perekonomian menjadi ekonomi digital.

Perkembangan teknologi tersebut telah merubah kegiatan ekonomi dari tradisional atau konvensional menjadi online yang ditandai dengan munculnya e-commerce di Indonesia.

“Namun, pelaku usaha mikro di Indonesia dilihat belum sadar akan pentingnya teknologi. Rendahnya pengetahuan teknologi ini menjadi kendala digitalisasi pelaku usaha di Indonesia,” katanya, dalam webinar Sabtu (21/5).

Berdasarkan hasil survey, hanya 18% UMKM di Indonesia yang menggunakan platform digital sebagai sarana pemasaran, padahal pengguna internet di Indonesia terus berkembang setiap tahunnya hingga saat ini Indonesia menduduki peringkat ketiga pengguna internet di Asia.

Maka dari itu, pengembangan literasi digital di Indonesia merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat untuk mendukung proses digitalisasi di Indonesia. Peningkatan literasi digital meliputi peningkatan kecakapan menggunakan teknologi digital untuk berinovasi, menciptakan, dan memasarkan produk dengan baik.

“Dengan peningkatan kecakapan digital, dapat terjadi pemerataan pengetahuan pada masyarakat Indonesia sehingga terjadi peningkatan di semua sektor dan dapat meningkatkan ekonomi di Indonesia,” terangnya.

Dirjen Aptika Kominfo, Samuel Abrijani Pangerapan mengatakan, jika di era transformasi digital, risiko penggunaan internet seperti hoax, cyberbullying, dan digital fraud juga mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh rendahnya indeks literasi digital masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, agar masyarakat dapat memanfaat teknologi digital dengan lebih produktif, bijak, dan efektif, perlu adanya keseimbangan antara peningkatan teknologi dan peningkatan literasi digital.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Kominfo bersama mitra dan jaringannya menyelenggarakan pelatihan digital untuk menanamkan literasi digital di seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Pada tahun 2021, program tersebut mampu menjangkau lebih dari 515 kota di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

“Namun, peningkatan literasi digital merupakan tantangan besar sehingga membutuhkan dukungan semua pihak agar dapat meningkatkan literasi digital dan mengembangkan sumber daya manusia digital untuk mewujudkan Indonesia Digital Asian,” ucapnya.

Dosen UIN Ar-raniry dan Sekjen Karang Taruna Aceh, Khairul Bahri, sebagai pemateri pada webinar kali ini kemudian menjelaskan lebih jauh terkait literasi digital. Literasi digital merupakan kemampuan memahami, mengelola, dan menggunakan teknologi dengan bijak agar dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Literasi digital bukan hanya mencakup kemampuan mencari dan membaca informasi di internet, tetapi juga suatu proses berpikir secara kritis untuk mengelola, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi yang didapat dari berbagai sumber digital secara benar, cermat, beretika, dan penuh tanggung jawab.

Literasi digital sendiri terjadi dari empat aspek inti yaitu aspek pencarian di internet, hypertext navigation, aspek evaluasi konten informasi, dan aspek penyusunan pengetahuan. Dengan memiliki kemampuan literasi digital yang baik, individu dapat merasakan berbagai manfaat dalam menggunakan internet di kehidupan sehari-hari.

Beberapa manfaat dari kemampuan literasi digital yang baik antara lain menghemat waktu, menghemat biaya, memperluas jaringan, membantu dalam membuat keputusan yang baik, dapat memperoleh informasi dengan cepat, serta memperkaya keterampilan individu.

Kemampuan literasi digital yang baik dapat berdampak terhadap beberapa sektor, salah satunya adalah ekonomi. Dengan meningkatnya penggunaan teknologi, seluruh kegiatan perekonomian beralih dari tradisional menjadi digital. Peningkatan teknologi memberikan dampak positif tersendiri bagi perkembangan ekonomi di Indonesia.

Pertama, produktivitas industri akan semakin meningkat. Kemajuan teknologi akan meningkatkan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun aspek jenis produksi.

Kedua, pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan dengan kemudahan yang diperoleh oleh konsumen dalam melakukan aktivitas jual beli, kemudahan promosi dan pemasaran suatu produk, serta jangkauan pasar yang lebih luas.

Selanjutnya, dengan meningkatnya penggunaan digital, maka akan semakin membuka lapangan kerja baru. Terakhir, pelaku usaha akan mengeluarkan dana lebih sedikit dikarenakan biaya operasional yang berkurung.

Selain itu, harga barang pun juga akan menurun dikarenakan biaya operasional. Dengan potensi yang tinggi tersebut, perdagangan digital diperkirakan akan tumbuh sebanyak 33,2% pada tahun 2020 menjadi Rp 337 triliun pada tahun 2022.

Walaupun begitu, peningkatan teknologi di bidang ekonomi juga memiliki dampak negatif bagi penggunanya. Pertama, angka pengangguran akan semakin meningkat dikarenakan tingginya kualifikasi tenaga kerja.

Selanjutnya, akan muncul sifat konsumtif sebagai akibat dari kompetisi yang ketat pada era globalisasi sehingga dapat melahirkan generasi dengan moral yang menurun.

Terakhir, meningkatnya tindak kejahatan di internet seperti penipuan online dalam proses jual beli yang tentunya dapat merugikan banyak pihak.

“Maka dari itu, perlu diperhatikan banyak hal saat meningkatkan ekonomi digital agar dampak negatif tersebut dapat diminimalisir sehingga dapat memberikan keuntungan dan kenyamanan bagi pengguna dan pelaku usaha,” tandasnya.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi