Jubir Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) Saleh Partaonan Daulay. (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Juru Bicara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) Saleh Partaonan Daulay menepis kabar bahwa koalisi yang dibangun tiga partai, PAN, PPP dan Golkar adalah pesanan dari Istana dan untuk memuluskan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.
Tokoh Nasional asal Sumatera Utara ini menegaskan bahwa koalisi dibangun murni untuk mengumpulkan gagasan-gagasan dari berbagai pihak terkait segala aspek kebangsaan seperti ekonomi, pendidikan, politik dan sebagainya yang bermuara pada kesejahteraan rakyat.
“Meskipun secara matematis, KIB memiiki satu tiket untuk mencalonkan capres dan cawapres, namun KIB akan mempertimbangkan aspek dari sosok yang akan diusung. Jadi bukan hanya Ganjar Pranowo yang berpeluang, tapi semua tokoh yang disebut-sebut memiliki elektabilitas tinggi bisa juga dicalonkan,” katanya saat menjadi narasumber diskusi publik di Medan, Rabu (25/5) malam.
Ketua Fraksi PAN DPR RI ini mengatakan, PAN merupakan partai yang cair yang mampu menjalin komunikasi dengan semua pihak. Saleh mencontohkan, PAN dekat dengan Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Airlangga Hartarto, Suarso Manoarfa bahkan Gubernur Jawa Timur Kofifah.
“Kami menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak. Tentu PAN juga harus mempertimbangkan kadernya sendiri untuk maju dalam pencalonan, namun harus juga realistis dan memiliki peluang untuk menang,” jelasnya.
Saleh melihat, hadirnya KIB akan menjadi warna baru dalam arah demokrasi di Indonesia. Koalisi ini lahir berdasar asas keterbukaan dan kesetaraan. Kepentingan yang diusung adalah kepentingan rakyat dan bangsa.
“Kami sangat serius membangun koalisi ini dan koalisi ini terbentuk bukan ujug-ujug (tiba-tiba), namun merupakan hasil diskusi yang panjang dari para ketua partai yang kemudian diteruskan kepada para kadernya,” katanya.
Saleh sendiri mengaku mengikuti diskusi-diskusi terkait terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu. Dasar pembentukan koalisi itu sendiri adalah adanya persamaan visi dan misi serta gagasan.
Koalisi tersebut, menurut Saleh juga koalisi yang terbuka dan tidak menutup kemungkinan partai lain untuk bergabung. “Tapi jangan juga semua bergabung di koalisi ini, demokrasi kita tidak jalan nanti,” tegasnya.
Ia menerangkan, KIB memiliki satu tiket untuk mencalonkan capres. Sementara PDI P memiliki satu tiket, Gerindra dan PKB bila bergabung akan memiliki satu tiket, dan terakhir ada NasDem, PKS dan Demokrat yang bila membentuk koalisi juga akan punya satu tiket.
“Jadi akan baik bila calon lebih dari satu apalagi sampai empat. Namun, bukan berarti saya mendikotomi ini. Itu kan hitungan secara statistik berdasarkan perolehan suara DPR. Bisa saja juga tidak empat, bisa saja tiga. Tapi kalau bisa jangan dua, karena itu sangat riskan memecah belah bangsa,” ujar lulusan universitas dari Amerika Serikat ini.
(BR)