Webinar “Budaya Digital: Menjadi Masyarakat Digital yang Pintar” (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI, Teuku Riefky Harsya mengatakan, saat ini teknologi informasi telah menjadi kebutuhan vital bagi seluruh aktifitas sehari-sehari. Teknologi telah masuk ke seluruh lini kehidupan manusia, baik itu sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan.
Menurutnya, saat ini moto hidup manusia adalah “internet dimana saja dan kapan saja”, yang artinya internet secara perlahan telah menjadi kebutuhan utama masyarakat. Namun, internet sendiri dilihat seperti dua mata pisau, dimana disatu sisi memiliki dampak positif yaitu sebagai sarana pengembangan diri dan disisi lain memiliki dampak negatif berupa kejahatan internet atau kejahatan cyber.
“Saat ini terdapat banyak sekali bentuk kejahatan di internet misalnya bullying, penyebaran hoax, atau penipuan online,” katanya, dalam keterangan diperoleh (1/6).
Kejahatan di internet tersebut terutama hoax saat ini sudah menjadi tantangan yang perlu dihadapi bagi Indonesia. Saat ini, baru 62,5% masyarakat Indonesia yang mampu mengenali hoax dengan baik, sedangkan sisanya masih mudah percaya kepada hoax dan ikut menyebarkannya.
Maka dari itu, ia menekankan mengenai pentingnya cerdas dalam menggunakan internet. Bukan hanya sebagai pengguna, tapi masyarakat harus bisa menjadi masyarakat digital yang pintar sehingga dapat terhindar dari dampak negatif internet.
“Sehingga, dibutuhkannya peningkatan literasi digital agar masyarakat dapat menjadi masyarakat yang cerdas dalam menggunakan teknologi digital,” ucapnya.
Dirjen Aptika Kominfo, Samuel Abrijani Pangerapan mengatakan, jika peningkatan literasi digital sangat dibutuhkan di era digital. Risiko penggunaan internet seperti hoax, cyberbullying, dan penipuan online saat ini dilihat terus mengalami peningkatan sehingga diperlukan keseimbangan antara peningkatan teknologi dan peningkatan literasi digital.
Dengan peningkatan literasi digital, masyarakat dapat memanfaat teknologi digital dengan lebih produktif, bijak, dan efektif. Agar dapat mencapai tujuan tersebut, Kominfo bersama mitra dan jaringannya menyelenggarakan pelatihan digital untuk menanamkan literasi digital di seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
“Pada tahun 2021, program tersebut mampu menjangkau lebih dari 515 kota di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Namun, peningkatan literasi digital merupakan tantangan besar sehingga membutuhkan dukungan semua pihak agar dapat meningkatkan literasi digital dan mengembangkan sumber daya manusia digital untuk mewujudkan Indonesia Digital Asian,” sebutnya.
Selanjutnya, Anggota DPRK Aceh Singkil, Fairuz Akhyar, sebagai pemateri pada webinar hari ini mengatakan jika pengguna internet di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, hingga pada tahun 2022 angka pengguna internet di Indonesia mencapai angka 204,7 juta pengguna.
Dilihat, adanya pandemi Covod-19 memberikan dampak percepatan teknologi sehingga sejak tahun 2020 terjadi perubahan kebiasaan pada masyarakat. Perkembangan teknologi ini meningkatkan perilaku penggunaan internet pada setiap individu dikarenakan segala kegiatan sudah berbasis internet sehingga merubah masyarakat menjadi masyarakat digital.
Terdapat beberapa ciri dari masyarakat digital antara lain penggunaan teknologi dalam segala aspek kehidupan, memiliki kebutuhan yang tinggi akan informasi, ada banyaknya kebutuhan akan tenaga kerja di bidang informasi dan komunikasi, dan adanya perubahan pola interaksi masyarakat dari yang interaksi secara langsung menjadi interaksi melalui internet.
Dengan tingginya penggunaan internet tersebut, beilau menekankan mengenai pentingnya kecerdasan pengguna agar tetap dapat bijak dalam menggunakan internet. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan kecerdasan masyarakat digital.
Pertama adalah merubah kebiasaan dengan mencari hal yang positif dan bermanfaat sehingga dapat membantu kemajuan budaya masyarakat digital. Selanjutnya, diperlukannya untuk merubah pola pikir masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh berita palsu. Salah satu cara utama untuk merubah pola pikir masyarakat adalah dengan meningkatkan literasi digital.
Peningkatan literasi digital dapat dilakukan melalui seminar atau pelatihan sehingga masyarakat mendapatkan pengetahuan tambahan mengenai dunia digital. Terakhir, adalah membuat brand personality dengan kampanye bangga menjadi putra/putri Indonesia, sehingga tidak hanya menggunakan internet untuk hal pribadi namun juga untuk menyebarkan budaya Indonesia.
“Dengan mengikuti cara-cara tersebut diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan masyarakat digital Indonesia yang cerdas dan bijak,” pungkasnya.
(RZD)