Dampak Perang Ukraina di Dunia Semakin Memburuk

Dampak Perang Ukraina di Dunia Semakin Memburuk
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, saat memberikan konferensi pers di Stockholm pada Rabu (1/6) (AFP/File/Jonathan Nackstrand)

Analisadaily.com, Jenewa - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, mengatakan konsekuensi bagi dunia atas invasi Rusia ke Ukraina semakin memburuk, dengan 1,6 miliar orang kemungkinan akan terpengaruh.

"Dampak perang terhadap ketahanan pangan, energi dan keuangan bersifat sistemik, parah, dan semakin cepat," kata Guterres mempresentasikan laporan kedua PBB tentang dampak konflik.

Dia menyampaikan bagi orang-orang di seluruh dunia, perang mengancam untuk melepaskan gelombang kelaparan dan kemelaratan yang belum pernah terjadi sebelumnya, meninggalkan kekacauan sosial dan ekonomi di belakangnya. Sementara krisis pangan tahun ini adalah tentang kurangnya akses, tahun depan bisa karena kekurangan makanan.

"Hanya ada satu cara untuk menghentikan badai ini, Invasi Rusia ke Ukraina harus diakhiri," pintanya dalam pidatonya.

Kepala badan dunia itu telah meminta rekan-rekannya untuk membantu menemukan kesepakatan paket yang memungkinkan ekspor makanan yang diproduksi Ukraina secara aman dan terjamin melalui Laut Hitam, dan akses tanpa hambatan ke pasar global untuk makanan dan pupuk Rusia.

"Kesepakatan ini penting bagi ratusan juta orang di negara berkembang, termasuk di Afrika sub-Sahara," kata Guterres.

Laporan PBB, yang dipimpin diplomat Rebeca Grynspan, mengatakan diperkirakan 94 negara, rumah bagi sekitar 1,6 miliar orang, sangat terkena setidaknya satu dimensi krisis dan tidak mampu mengatasinya.

"Dari 1,6 miliar, 1,2 miliar atau tiga perempat tinggal di negara-negara 'badai sempurna' yang sangat terpapar dan rentan terhadap ketiga dimensi keuangan, makanan, dan energi, secara bersamaan," tambahnya.

Laporan itu mengatakan perang dapat meningkatkan jumlah orang yang rawan pangan sebesar 47 juta orang pada tahun 2022, sehingga menjadi 323 juta pada akhir tahun. Diperkirakan hingga 58 juta lebih banyak orang Afrika mungkin jatuh ke dalam kemiskinan tahun ini, dokumen itu menambahkan.

Kemiskinan ekstrem di Timur Tengah dan Afrika Utara dapat meningkat 2,8 juta orang pada 2022, sementara di Asia Selatan 500 juta orang berisiko, menurut laporan itu.

"Upaya nyata harus dilakukan untuk memastikan pasokan penting makanan dan energi mencapai yang paling rentan," kata laporan itu.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi