Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Sumatera Utara, Adlin Tambunan (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Sumatera Utara, Adlin Tambunan, mengingatkan para kader untuk tidak berpolitik di dalam organisasi. Hal itu ditegaskan Adlin menanggapi maraknya broadcast tentang undangan deklarasi Ikatan Alumni (IKA) GP Ansor di Surabaya, Jumat, 17 Juni 2022 mendatang.
Adlin menjelaskan, GP Ansor sejatinya didirikan untuk kepentingan bangsa dan negara, serta membela ulama Ahlussunnah Waljama'ah dalam segala hal. Serta membentuk generasi muda Indonesia sebagai kader bangsa yang cerdas dan tangguh, memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, berkepribadian luhur, berakhlak mulia, sehat, terampil, patriotik, ikhlas, dan beramal shalih.
"GP Ansor juga didirikan untuk menegakkan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan menempuh manhaj salah satu madzhab empat di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Serta berperan secara aktif dan kritis dalam pembangunan nasional, demi terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia yang berkeadilan, berkemakmuran, berkemanusiaan, dan bermartabat bagi seluruh rakyat Indonesia yang diridai Allah SWT," jelas Adlin.
Untuk itu, ia mengingatkan kepada seluruh pengurus Ansor tingkat kabupaten kota, dan seluruh kader se-Sumatera Utara agar tetap menjaga kesolidan dan kebersamaan.
"Semua harus satu komando, solid dan menjaga kekompakan. Jangan ada yang berpolitik di internal Ansor, jika mau berpolitik di luar organisasi. Jangan ada juga politik adu domba, memecah belah organisasi," tambahnya.
Wakil Bupati Serdang Bedagai ini juga menegaskan, GP Ansor tidak mengenal kata Ikatan Alumni (IKA), sebab para pemuda Ansor memiliki tujuan hingga akhir hayatnya, dan purna kaderisasi di GP Ansor adalah pengabdian kepada jam'iyyah Nahdlatul Ulama, agama, bangsa dan negeri.
"GP Ansor telah memiliki peraturan maupun struktur organisasi yang jelas dan resmi. Dan, istilah ikatan alumni itu sama sekali tidak dikenal di organisasi GP Ansor. Sehingga, penggunaan istilah dengan membawa-bawa nama GP Ansor jelas sangat tidak tepat," ujar Adlin.
(RZD)