Guido mengatakan, pembuatan lagu ini terinspirasi dari semangat anak-anak muda Siantar-Simalungun dalam meraih mimpi, perjuangan, dan perubahan.

"Lagu ini tercipta secara spontan, tentang kolaborasi dan daya juang. Apapun ceritanya, anak-anak muda harus bisa melewati keterbatasan, harus berani meraih mimpi-mimpinya,” kata Guido, Rabu (15/6).

Ia menambahkan, lagu ini dibuat atas inisiatif sendiri karena terinspirasi dari tokoh muda Siantar, Bane Raja Manalu, saat mendampingi perjuangan Tim Sanggar Simalungun Home Dancer (Sihoda) menggelar aksi penggalangan dana meraih mimpi untuk bisa mengikuti sebuah kompetisi di Turki.

“Jadi kita jangan berhenti untuk bermimpi, raih harapan, lewati keterbatasan. Saya langsung buatkan lirik itu waktu dengar Bang Bane bicara tentang tagline-nya Bagak, belajar, berusaha, dan berbagi. Saat itu saya janji untuk melengkapi lagunya,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, setelah lagu tersebut dilengkapi, lagu itupun langsung dinyanyikan bersama pada saat Sihoda menggelar aksi penggalangan dana dengan menari selama 12 jam nonstop di depan Gedung DPRD Siantar.

Pelantun lagu Sayur Kol yang dulu sempat viral itu menuturkan, dirinya spontan menciptakan lagu Bagak karena paham akan daya juang Tim Sihoda dan Bane Raja Manalu melalui yayasan Bane Bergerak (Bagak).

“Aku pengen beranjak dari sebuah lagu, yang bisa digunakan untuk menginspirasi, menyemangati diriku, Bang Bane, dan teman-teman semua yang sedang berjuang meraih mimpinya,” ucapnya.

(FHS/RZD)