Survei Litbang Sin Po: Gerindra Paling Berpeluang Usung Capres Internal

Survei Litbang Sin Po: Gerindra Paling Berpeluang Usung Capres Internal
Kepala Peneliti Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Sin Po, Syahrial Mayus (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Gerindra menjadi partai politik paling berpeluang untuk mengusung kader internalnya sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Besarnya peluang itu berdasarkan popularitas dan elektabilitas Prabowo Subianto saat ini sebagai capres plus tingkat elektoral Gerindra.

Bahkan, jika pencalonan Prabowo bisa mulus, partai berlambang burung garuda itu akan mendapatkan efek ekor jas (coat-tail effect) berupa kenaikan tingkat elektoral.

Kepala Peneliti Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Sin Po, Syahrial Mayus SIP MSc, dalam siaran pers yang diterima Analisadaily.com, Jumat (24/6), memaparkan, meski Pemilu Legislatif 2024 masih 20 bulan lagi, tapi para ketua umum dan elite parpol sudah melakukan safari politik.

Safari itu menghasilkan beberapa koalisi dini yang masih mungkin berubah, seperti Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digawangi Golkar, PAN, dan PPP; koalisi Semut Merah yang digagas PKS; dan koalisi "Kebangkitan Indonesia Raya" yang digagas Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, saat berkunjung ke rumah Prabowo.

Terkait itu, pertanyaan yang muncul kemudian ialah peta koalisi parpol untuk bisa mendapatkan tiket capres dan implikasinya terhadap elektoral parpol-parpol itu.

Untuk menjawabnya, menurutnya, harus lebih dulu melihat komposisi perolehan kursi parpol di DPR RI yang selanjutnya dikombinasikan dengan mengacu aturan ambang batas presidensial (presidential threshold) sebesar 20 persen. Merujuk komposisi itu, maka maksimal akan ada empat koalisi parpol.

"Artinya, komposisi koalisi itu hanya bisa menghasilkan maksimal empat capres," terangnya.

Berpeluang besar

Grafik hasil survei Litbang Sin Po (Analisadaily.com/Istimewa)
Parpol paling berpeluang memiliki capres internal ialah PDIP karena perolehan kursinya di atas ambang batas presidensial. Selanjutnya, Gerindra dan Golkar. Keduanya hanya butuh satu parpol di DPR RI untuk berkoalisi guna mendapatkan tiket pencapresan, kecuali dengan PPP.

Untuk Nasdem dan PKB yang memiliki 10 persen kursi DPR RI, jika tidak berkoalisi dengan PDIP, Gerindra dan Golkar, mereka butuh minimal koalisi tiga parpol.

Jika mengacu kepada tokoh yang dijagokan sebagai capres dari internal parpol, nama yang mencuat ialah ketua umum beberapa parpol. Prabowo diusung Gerindra, Airlangga Hartarto (Golkar), Muhaimin Iskandar (PKB), Agus Harimurti Yudhoyono (Demokrat), dan Zulkifli Hasan (PAN). Di antara nama-nama itu, Prabowo memiliki elektabilitas tertinggi.

Dengan posisi yang hanya butuh satu teman koalisi untuk mendapatkan tiket capres, ditambah elektabilitas Prabowo, bisa disimpulkan bahwa Gerindra memiliki peluang terbesar untuk mencalonkan kader internalnya.

"Dengan kemampuan dan pengalaman Prabowo, rasanya tidak cukup rumit untuk mencari satu teman koalisi di antara delapan parpol berkursi di DPR RI," ujarnya.

Efek Ekor Jas

Lebih lanjut, Syahrial menyebutkan, bila Prabowo menjadi capres Gerindra, dapat dipastikan partai itu akan terlimpahi coat-tail effect dari pencalonan itu.

"Artinya, dengan tingkat popularitas dan elektabilitas Prabowo, hal ini juga akan tumpah ke tingkat elektoral Gerindra," katanya.

Selain efek tersebut, elektabilitas Gerindra sendiri sangat baik saat ini. Merujuk hasil survei Litbang Sin Po pada 20-3 Juni 2022, Gerindra berada di posisi kedua setelah PDIP.

Survei itu mengumpulkan data dari 1.200 responden. Metode yang digunakan ialah multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83% dan tingkat kepercayaan 95,0%. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara tatap muka dengan responden menggunakan kuesioner.

Hasilnya, seandainya pemilu legislatif untuk DPR RI dilakukan hari ini, parpol yang paling banyak dipilih sesuai urutan adalah PDIP sebesar 21.8%, Gerindra (12.3%), Golkar (10.6%), Demokrat (9.2%), PKB (8.2%), PKS (6.3%), dan tidak tahu/tidak menjawab/rahasia atau belum memutuskan (20.3%).

Bisa disimpulkan, parpol paling berpeluang memajukan capres dari kader internalnya adalah Gerindra. Dengan tingkat elektabilitas Prabowo ditambah Gerindra hanya butuh satu teman koalisi, peluang itu sangat mungkin terjadi.

"Jika skenario ini terwujud, Gerindra berpeluang mempertahankan perolehan suara yang diraih pada Pemilu 2019, bahkan menambahnya," pungkas Syahrial.

(GAS/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi