Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi menghadiri Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444H yang diselenggarakan di Medan, Jumat (5/8) (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, mengingatkan agar seluruh elemen masyarakat, khususnya para aparatur pemerintah agar terus mengingatkan tentang kebaikan untuk sesama. Sehingga jika terjadi penyimpangan dapat segera kembali ke jalan kebenaran, sesuai ajaran Kitab Suci Alquran.
Wujud besarnya Islam dapat dilihat dari berbagai kegiatan keislaman yang digelar di berbagai tempat. Kemudian bagaimana kehidupan masyarakat tidak jauh atau terlepas dari nuansa keagamaan, serta bagaimana menjadika Kitab Suci Alquran sebagai pedoman dan dijalankan sesuai perintah di dalamnya.
“Saya ingin kegiatan keislaman ini besar di Sumatera Utara, saya ingin kita semua berubah. Sepertinya masih banyak kita yang jauh sekali menyimpang dari Kitab Suci (Alquran),” ujar Edy.
Namun penyimpangan tersebut, masih dapat diluruskan dengan peran semua pihak. Apalagi keberadaan alim ulama yang jumlahnya banyak, Sumut diyakini bisa menjadi provinsi yang maju dan mendapat berkah dari Allah SWT. Meskipun untuk meraihnya, membutuhkan perjuangan berat dan panjang, sebagaimana ajaran Islam yang dibawa Rasulullah Muhammad SAW, membawa perubahan besar bagi dunia.
“Jangan pernah berhenti mengingatkan kebaikan. Karena sebenarnya kita orang yang merugi. Kecuali kita orang yang bertakwa,” pungkasnya.
Sementara dalam sesi ceramah, Ustaz Abdul Latif Khan menyampaikan bagaimana makna sejarah masuknya Islam ke bumi Nusantara, bukan hanya melalui jalan dakwah, tetapi dari jalur pedagangan. Kemudian cara berdagang, kejujuran serta sikap kepada orang lain, membuat orang tertarik kepada Islam.
Latif juga mengisahkan bagaimana para tokoh bangsa ini, memberikan sumbangsih pemikiran dan contoh teladan bagi generasi penerusnya. Agar dapat menghadapi berbagai masalah dan tantangan hidup dengan tenang, serta berpegang teguh pada ajaran Islam.
Ia juga berharap di masa mendatang, muncul para tokoh yang mendedikasikan dirinya untuk bangsa dan agama, yang memiliki jiwa besar dan mementingkan kepentingan orang banyak daripada dirinya sendiri, bahkan keluarganya.
“Kita harapkan orang-orang seperti ini tampil di tengah-tengah kita, seperti seorang tua yang dia tidak peduli lelahnya untuk anak. Seperti ibu yang dia tidak tidur menjaga anak. Seperti itulah Nabi kepada kita. Kesimpulan saya, muslim ini adalah manusia yang revolusioner sebenarnya. Bermakna konsisten, tegar, istiqomah, mengabdikan diri sebagai duta Allah, yang indikator keberhasilan itu dirasakan pengaruh baiknya oleh orang banyak. Jadilah orang yang ditunggu kehadirannya,” tambah Abdul.
(JW/CSP)