Kepala Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar, Teuku Munandar melakukan pembayaran dengan QRIS pada program promosi pembayaran menggunakan digitalisasi di Jalan Merdeka, Kota Siantar, Senin (15/8) (Analisadaily/Fransius Hartopedi Simanjuntak)
Analisadaily.com, Pematangsiantar - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Teuku Munandar, mengatakan pada umumnya masyarakat ingin transaksinya cepat, mudah, murah, dan aman, terutama bagi kalangan milenial. Pandemi Covid-19 juga berpengaruh terhadap percepatan bertransaksi non tunai, karena merasa aman tanpa sentuhan.
"Kedepan ekonomi digital akan semakin berkembang, dan Indonesia negara yang transaksi non tunainya diperkirakan akan terus berkembang. Potensinya pengguna nomor handphone 345 juta (274 juta penduduk), 90 persen penduduk pakai smartphone, pengguna internet 202 juta Indonesia nomor 4 di dunia," kata Munandar saat Launching Becak Wisata BSA Pekan QRIS Nasional di Jalan Merdeka Pematang Siantar, Senin (15/8).
Kata dia, data transaksi digital di Indonesia makin meningkat. E commerce = 401 T (2021), 526 T (perkiraan 2022). Digital banking = 39.800 T (2021), 51.700 T (perkiraan 2022) uang elektronik = 305 T (2021), 360 T (perkiraan 2022).
Menurut dia, kondisi ini menjadi tantangan buat pelaku usaha, termasuk bapak pemilik becak. Perilaku masyarakat yang suka transaksi non tunai, terutama milenial, harus dilayani sesuai kebutuhannya. Apalagi milenial golongan orang yang senang traveling, mencoba hal unik, seperti naik becak BSA.
"Itulah sebabnya, BI bersama Pemko Pematangsiantar, BOMS, perbankan dan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) non bank berkolaborasi untuk mendigitalkan sistem pembayaran becak BSA. Sehingga wisatawan yang datang ke Siantar dan naik becak, bisa bayar dengan digital, yaitu Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)," tutur Munandar.
Dijelaskannya, untuk mensosialisasikan mengenai kesiapan becak BSA menerima pembayaran dengan QRIS, maka hari ini BI dan BOMS mengadakan kegiatan naik becak cukup bayar Rp 77, tapi harus dengan QRIS. Rencananya akan dilangsungkan 3 hari, sejak tanggal 15, 17, dan 20 Agustus 2022.
“Kami melihat ada 3 dimensi dari pelaksanaan kegiatan hari ini. Diantaranya dimensi HUT RI ke 77, kami mencoba menyemarakkannya dengan memberikan layanan naik becak wisata cukup membayar hanya Rp 77, sesuai dengan usia bangsa kita," sambungnya.
"Di hari kemerdekaan, sudah sepantasnya kita menyambutnya dengan suka cita, diantaranya dengan keliling kota naik becak BSA. Semoga setiap elemen masyarakat dapat merasakan kebahagiaan di momen HUT RI ini, sehingga semakin menambah rasa cinta tanah air," ucap Munandar.
Kegiatan ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan sektor pariwisata. Keberadaan atraksi berkeliling kota naik becak BSA diharapkan dapat menambah daya tarik wisata Kota Pematang Siantar. Dimensi sosial budaya. Keberadaan becak BSA sebagai ikon kota Pematangsiantar harus dilestarikan.
"Kalau bukan kita masyarakat Siantar yang menjaganya, siapa lagi. Jangan sampai keberadaan tinggal dongeng. Daerah lain sedang berusaha mencari dan menghidupkan ikon daerahnya. Siantar punya ikon becak BSA, harus bisa memanfaatkannya dengan optimal untuk kemaslahatan masyarakat," jelasnya.
Target BI tahun 2022 akan ada tambahan 15 juta pengguna QRIS baru di Indonesia. Semakin banyak transaksi QRIS, maka transaksi ekonomi masyarakat akan semakin Cemumah, Cepat-Mudah-Murah-Aman-Handal.
Adapun khusus di Kota Pematangsiantar dan Simalungun, PQN akan diadakan oleh Bank Indonesia Pematangsiantar dalam bentuk beberapa kegiatan, diantaranya, Bl becak BSA wisata, digicampus di USI tanggal 16 Agustus 2022, Siantar Digifest yang akan dilaksanakan tanggal 20 Agustus 2022, Launching Digi-Pay di Ponpes Al Barokah Simalungun. Smart ID Card (kartu siswa dengan uang elektronik), serta penggunaan QRIS dalam transaksi di Ponpes, seperti di kantin.
“Berdasarkan data BI, transaksi QRIS di Kota Pematangsiantar semakin hari semakin meningkat. Transaksi QRIS pada tahun 2021 mencapai Rp 6,9 miliar. Tahun 2022 dalam waktu 5 bulan (Januari - Mei) sudah melampui transaksi setahun di 2021, yaitu Rp 9,7 miliar,” kata dia.
Dikatakannya, peningkatan juga terjadi dalam hal volume transaksi dan jumlah merchant yang telah menyediakan QRIS. Alhamdulillah di pematangsiantar, berbagai stakeholder mendukung penggunaan QRIS, terutama Ibu Wali Kota.
(FHS/CSP)