Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022) (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Analisadaily.com, Jakarta – Semangat kemerdekaan juga terefleksi dari kian maraknya saham-saham baru yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Per 18 Agustus 2022 ini sudah tercatat 43 Perusahaan Tercatat saham baru di BEI dengan nilai dana yang berhasil terhimpun sebanyak Rp 27,67 triliun.
Dengan penambahan saham-saham baru ini, total perusahaan tercatat di BEI hingga memasuki HUT ke-77 Kemerdekaan RI mencapai 809 Perusahaan Tercatat saham. Nilai dana dihimpun dari penawaran saham perdana terbesar pada tahun ini masih dipegang PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang berhasil meraup dana Rp 13,7 triliun.
“Pada tahun 2021, pasar modal Indonesia mencatatkan rekor nilai penggalangan dana tertinggi penawaran umum saham di kawasan ASEAN sebesar Rp 62,5 triliun,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Utara, Muhammad Pintor Nasution, Minggu (21/8).
Tidak hanya itu, BEI juga merupakan bursa paling aktif di ASEAN dengan pencatatan saham baru terbanyak selama empat tahun berturut-turut. Sepanjang periode tahun 2018-2021 telah terdapat 217 Perusahaan Tercatat baru di BEI dan pencapaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan bursa-bursa lain dalam Kawasan ASEAN.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, daftar perusahaan dalam pipeline IPO saat ini didominasi oleh perusahaan aset skala menengah di samping perusahaan aset skala kecil dan perusahaan skala besar.
Berdasarkan POJK 53/POJK.04/2017, perusahaan dengan aset skala kecil adalah yang memiliki aset tidak lebih dari Rp 50 miliar, sedangkan perusahaan aset skala menengah memiliki aset lebih dari Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar.
BEI senantiasa membuka pintu dan memberikan kesempatan bagi perusahaan dengan aset skala kecil dan menengah untuk memanfaatkan pasar modal Indonesia sebagai sarana percepatan pertumbuhan perusahaan.
“Berdasarkan data yang kami olah, pipeline IPO per 18 Agustus 2022 yang berjumlah 21 perusahaan terdiri dari sebelas sektor. Paling banyak sebesar 5 (lima) perusahaan dari sektor barang konsumen primer kemudian disusul 3 (tiga) perusahaan dari sektor teknologi,” sebutnya.
Sektor perindustrian, lanjutnya, konsumen nonprimer, kesehatan, dan energi masing-masing 2 (dua) perusahaan. Sedangkan sisanya dari sektor infrastruktur, properti dan real estate, finansial, transportasi dan logistik serta sektor barang baku masing-masing terdapat 1 (satu) perusahaan.
Sementara dalam pipeline Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS), per 18 Agustus 2022 sudah tercatat 90 emisi dari 63 penerbit dengan fundraised sebesar Rp 109,9 triliun.
“BEI juga masih memiliki pipeline EBUS sebanyak 13 emisi dari 10 penerbit,” tandasnya.
(RZD)