17 Pengcab Bantah Ilegal, Ketua Umum Pengprov PRSI Sumut Disuruh 'Ngaca'

17 Pengcab Bantah Ilegal, Ketua Umum Pengprov PRSI Sumut Disuruh 'Ngaca'
Wakil Ketua PB PRSI Sarman Simanjorang menerima surat mosi tak percaya yang disampaikan ketua PRSI Toba Lotung Sinaga (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Polemik Pengprov Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Sumut masih memanas. Ini terlihat masih menggeloranya luapan kekecewaan dari 17 Pengcab PRSI se-Sumut terhadap Pengurus Besar dan Pengprov PRSI Sumut.

Bahkan, ke-17 Pengcab PRSI se-Sumut yang membuat Mosi Tak Percaya menyuruh Ketua Pengprov Murchid Nasution yang akrab disapa Coki untuk 'Ngaca'.

Ketua PRSI Dairi, Kardi Beramun mengatakan hal itu disampaikan mereka menyusul pernyataan Murchid Nasution yang dilansir media dengan menyebutkan ada 17 Pengcab ilegal.

"Kalau ilegal berarti Rakerdanya tak sah dan ilegal dong karena tak kourum. Kami ada 17 Pengcab, sementara anggota Pengprov ada 23 pengcab. Lagi pula kami datang ada undangan Panpel," katanya, Selasa (23/8).

"Makanya, 'Ngaca' dulu baru buat pernyataan," sambung Kardi.

Sebelumnya, usai pembukaan Rakerda 17 Pengcab se-Sumut menghadang mobil yang membawa Wakil Ketua Bidang Organisasi Sarman Simanjorang, Sekjen PB PRSI Ali Patiwiri, dan Ketua Pengprov PRSI Sumut Muchrid Nasution. Insiden tersebut terjadi pada Sabtu (19/8).

Ke-17 Pengcab PRSI se-Sumut yang diwakili Lontung (Pengcab PRSI Toba), Yusuf (Tanjungbalai), Jaya Sinaga (Samosir), Lontong (Toba), Kardi (Dairi), Wanul (Padangsidempuan), Rijal (Tapanuli Utara), Risky (Serdang Bedagai), Benni (Labuhanbatu Selatan), Zein Ritonga (Labuhanbatu) dan Said Yusuf (Sibolga).

Pada insiden itu, Murchid Nasution berada di dalam mobil. Bahkan ketika meninggalkan mobil, ia kembali ke dalam tempat acara dan tak berani menghampiri utusan 17 Pengcab se-Sumut.

"Kalau beliau bijak, tentu mengayomi, bukan diam dan berkoar tak elegan," ujar Kardi.

Kata Kardi, saat menyampaikan aspirasi di luar arena karena ada pernyataan salah satu pengurus Pengprov PRSI Sumut yang menyebutkan, persoalan Tanjungbalai dan PRSI Toba tidak dikasih masuk ke tempat acara akan ditanggapi PB PRSI dan Pengprov usai pembukaan Rakerda di lobi hotel. Begitu juga dengan mosi tak percaya.

"Namun, sampai rombongan PB PRSI mau meninggalkan tempat acara tak kunjung ada pertemuan dengan kami. Makanya, kami hadang mereka," ujar Kardi.

"Kita minta jawab soal mosi tak percaya dari PB PRSI. Sudah 7 bulan kami menunggu," sambung Jaya Sinaga pada Wakil Ketua Bid Organisasi PB PRSI Sarman Simanjorang.

Bukan cuma itu mereka juga menanyakan tentang pembekuan oleh Pengprov PRSI Sumut terhadap Pengcab PRSI Tanjungbalai dan Toba. Namun, PB PRSI terkesan mengelak. Sarman Simanjorang selaku Wakil Ketua PB PRSI tidak mau menerima tawaran voting yang disampaikan 17 Pengcab tersebut. Padahal ke-17 Pengcab tersebut menyatakan siap untuk voting.

"Tapi lacur terjadi, mereka terus mengelak dan kehilangan nyali untuk voting," kata Lotung Sinaga selaku Ketua PRSI Toba.

Sementara Ketua PRSI Samosir, Jaya Sinaga merasa dikebiri saat acara Rakerda. Menurutnya, begitu dirinya meminta intrupsi. Tapi, langsung ditarik keluar ruangan.

"Mereka (panpel) arogan pada kami, padahal kami minta jawaban PB PRSI soal mosi tak percaya," ujarnya.

Terkait pernyataan Coki bahwa kalau memang Pengcab kenapa tidak ikut Rakerda. Menurut Jaya, Pengcab-Pengcab sudah registrasi masuk dalam ruangan Rakerda.

"Tetapi hanya karena intrupsi dari kami, dengan arogannya mereka mengeluarkan kami secara paksa, yang dibantu oleh seorang oknum aparat yang ada dalam ruangan tersebut," tambah Jaya.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi