Dalam pemberitaan disalah satu media, misalnya mantan pengurus itu, menuduh ada aliran dan judi yang masuk ke Partai Golkar Sumut serta mengait-ngaitkan Apin BK, yang diduga bos judi online, dengan partai.

"Tuduhannya cenderung cocokologi dan bertendensi fitnah. Kalau mau cari perhatian lakukanlah dengan elegan," kata Darwin, Senin (29/8).

Saat ini harus diakui, Partai Golkar menghadapi sejumlah kader yang tidak lagi jadi pengurus partai yang kepanasan dengan kehilangan eksistensi partai di masyarakat.

"Saat jadi pengurus tidak berbuat, setelah tidak jadi pengurus malah merusak partai dengan pernyataan di media," ucapnya.

Darwin mengatakan, Apin BK alias Joni memang pernah jadi pengurus. Tapi sudah dikeluarkan jauh sebelum yang bersangkutan menjadi tersangka.

"Kalau kami tahu, dia bos judi tidak mungkin jadi pengurus. Kami berterima kasih juga Kepada Pihak polisi, ternyata tindakan DPD Golkar mengeluarkan dia dari kepengurusan tidak salah," ujarnya.

Secara kelembagaan maupun orang perorang kader partai, mendukung penuh dan mengapresiasi kinerja Polda Sumut dalam memberantas perjudian di Sumut. Karena perjudian merupakan tindak pidana yang meresahkan masyarakat.

"Pada akhirnya, jika pun setelah keterangan ini saya sampaikan agar masyarakat jangan termakan isu yang tidak jelas dalam pemberitaan dengan pelaku perjudian (bos judi online) yang sedang diproses Kepolisian, kami menyadari bahwa hal tersebut adalah bagian dari dinamika politik menuju pesta demokrasi 2024," kata dia.

"Tentu kerja-kerja partai untuk masyarakat harus semakin baik dan merakyat," ujar cucu almarhum Ketua DPD Golkar Sumut, Yunus Harahap 1998 -2000 ini.

(JW/CSP)