Focus Group Discussion (FGD) penyesuaian harga bahan bakar minyal dengan tema 'Dampak Kenaikan BBM Terhadap Masyarakat'. (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Dalam menyikapi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang telah ditetapkan pemerintah beberapa hari lalu, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Sumatera Utara menolak kenaikan harga BBM tersebut.
Koordinator BEM SI Daerah Sumut, Chalil Gibran, menegaskan bahwa mereka menolak keras kenaikan harga BBM.
"Bemsi Sumut menolak dengan kenaikan harga BBM ini," katanya usai acara Diskusi Ilmiah/FGD dalam rangka penyesuaian harga BBM dengan tema 'Dampak Kenaikan BBM Terhadap Masyarakat'.
Dalam kegiatan FGD tersebut juga menghadirkan beberapa narasumber di antaranya pengamat ekonomi Gunawan Benjamin, perwakilan Pertamina regional I Sumbagut, Agus Setiawan, Pengamat Ekonomi dan Dosen Fakultas Ekonomi USU, Coki Ahmad Sahwier dan perwakilan Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara.
Chalil mengatakan tujuan dari kegiatan ini untuk mencerdaskan secara kajian melakukan langkah taktis lainnya.
"Artinya kita melihat saat ini kisruhnya negara ini dengan kebijakan publik kita memerlukan pola pikir yang cerdas untuk menyatukan gagasan yang kongkrit yang tidak terkontaminasi dengan pergerakan," ucapnya.
Kata Chalil, selepas kegiatan ini mereka menkonsolidasikan kawan-kawan di aliansi Bemsi Sumut untuk melakukan langkah-langkah lainnya dan akan memperdalam kajian mereka.
"Pada saat ini kami melihat masyarakat sudah turun ke jalan. Mungkin kami dalam waktu singkat akan melakukan langkah-langkah lainnya," ucapnya.
Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin menjelaskan bahwa pada dasarnya kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM ini sudah membuat masyarakat memiliki resetensi artinya banyak yang menolak.
"Tapi kita tidak bisa mengabaikan bahwasanya kita punya ancaman yang lebih serius kalau BBM tidak dinaikkan salah satunya potensi pelemahan mata uang rupiah dan tekanan inflasi yang lebih besar. Ini yang perlu dipahami oleh mahasiswa," jelasnya.
Dengan kenaikan BBM ini, Gunawan berharap Pertamina bisa berinovasi untuk pendistribusian BBM.
"Kita melihat banyak masyarakat menengah keatas yang menikmati BBM subsidi tersebut dan ini lebih dari 60 persen. Ini yang sebenarnya menjadi kendala utama," tambahnya.
(JW/CSP)