Cerita Warga Detik-detik Terjadi Gempa Taput, Teringat Kejadian 1987 Silam

Cerita Warga Detik-detik Terjadi Gempa Taput, Teringat Kejadian 1987 Silam
Tenda di Desa Simorangkir Julu, Kecamatan Siatas Barita, Taput (Analisadaily/Emvawari Candra Sirait)

Analisadaily.com, Siatas Barita - Gempa bumi yang terjadi pada Sabtu (1/10) dini hari pukul 02.30 WIB masih menyisakan rasa trauma bagi masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). Sampai saat ini masyarakat masih dihantui rasa was-was dan cemas, khawatir terjadinya gempa susulan.

Hal itu disebabkan guncangan gempa yang begitu dasyat dan datang secara tiba-tiba di tengah keheningan malam saat masyarakat sedang tidur pulas.

Itu pengakuan dan yang dialami 2 warga Desa Simorangkir Julu, Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Taput, Jepri Simorangkir (53) dan Marudut Simorangkir (62) saat disambangi di tenda pengungsian sementara di halaman rumahnya, Minggu (2/10).

Jepri Simorangkir atau Pak Rolas bercerita, sebelum kejadian, ia sore harinya sedang minum kopi di salah satu warung hingga sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu situasi di Simorangkir dalam keadaan normal dan tidak ada tanda-tanda akan terjadinya sesuatu.

"Sepulang dari warung, sampai di rumah sekitar pukul 10.39 WIB langsung tidur nyenyak, tidak ada tanda apapun, hujan yang datang," ujarnya bercerita.

Namun, kata dia, di tengah gemerlapnya malam dan hujan pada dini hari, situasi mendadak huru-hara akibat datangnya gempa dasyat secara tiba-tiba.

"Kami tidur sekitar pukul 11.00 WIB, tiba-tiba rumah bergoyang akibat diguncang gempa dan lampu mati, kita terkejut bukan main dan langsung berhamburan keluar rumah," ujarnya.

Apalagi, kata dia, pada saat terjadinya gempa, seluruh perabotan rumah berjatuhan ke lantai dan tembok ambruk.

"Terus situasi itu membuat kita masih trauma sampai sekarang, makanya kita masih tidur di luar, di bawah tenda halaman rumah," ujarnya.

Dia mengaku kejadian ini kembali mengingatkan kejadian serupa (gempa) yang terjadi pada tahun 1987 atau 35 tahun yang lalu. Saat itu terjadi gempa seperti ini dengan skala 7 Skala Richer (SR).

"Kita berharap tidak ada lagi gempa seperti ini," ujarnya.

Senada disampaikan Marudut Simorangkir (62). Ia juga mengaku terkejut dan merasa panik pada saat kejadian. "Saat itu pada situasi panik kami keluar dari rumah dan langsung membuat tenda di depan rumah," katanya.

Apalagi kata dia, pada situasi panik lampu listrik juga padam. "Sehingga kami langsung tidur di bawah tenda, karena khawatir dan arus listrik juga padam pada saat itu," katanya.

Dia juga berharap kiranya gempa dasyat seperti ini tidak terulang kembali. "Saya saja sudah pernah mengalami gempa tahun 1987, masih trauma. Makanya kita berharap tidak ada lagi terjadi gempa seperti ini," katanya.

Sebelumnya gempa Magnitudo 6 mengguncang wilayah Kabupaten Taput. Gempa mengakibatkan 1 orang meninggal dunia, 24 orang luka. Sedangkan kerusakan rumah, tempat ibadah, ruas jalan, jembatan, pos-pos pendidikan, fasilitas kesehatan, dan kantor pemerintah sebanyak 1.591.

(CAN/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi