Petani memisahkan padi dari tangkainya secara tradisional di persaawahan kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (20/6/2022) (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/rwa. (ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA)
Analisadaily.com, Jakarta - Stok beras secara nasional aman dan stabilitas harga beras tetap terjaga. Beras pengaruhnya terhadap inflasi tinggi sekali. Oleh karena itu pemerintah terus mengecek ketersediaan di pasar, salah satunya Pasar Induk Beras Cipinang.
"Memang kenyataannya, Agustus-September harga beras naik. Salah satunya disebabkan kenaikan harga gabah," kata Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan dilansir dari Antara, Senin (3/10).
Untuk menghadapi berbagai kemungkinan, pemerintah terus mengintensifkan komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan pemerintah daerah (pemda), guna memastikan stok beras dan memenuhi permintaan pasar.
Ia berharap pemda merespons cepat gejolak harga barang kebutuhan pokok, seiring perintah Presiden Joko Widodo agar kepala daerah untuk terus memantau harga barang kebutuhan pokok, termasuk beras beras.
"Berapapun gejolak harga yang terjadi di pasar,pemda diharapkan tetap menjaga sesuai harga standar. Misalnya dengan subsidi harga sehingga harga tidak bergejolak," imbuhnya.
Pemerintah, lanjutnya, akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait agar harga beras dapat terkendali, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
"Diharapkan operasi pasar dilakukan serempak di seluruh Tanah Air, terutama di daerah yang mengalami kenaikan signifikan agar harga terkendali," ujarnya.
Menteri Perhubungan, Budi Karya yang ikut pada peninjauan Pasr Induk Beras Cipinang mengungkapkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) siap untuk mengirimkan beras dan komoditas lainnya ke berbagai daerah seluruh Indonesia. Salah satunya melalui tol laut yang relatif fleksibel dan bisa dilakukan setiap saat.
Ia juga akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan daerah untuk memperlancar transportasi.
Pada kesempatan sama Kepala Badan Pangan Nasional Arif Prasetyo mengatakan kenaikan harga beras tidak bisa dihindari. Penyebabnya antara lain kenaikan biaya tanam dan kenaikan biaya distribusi.
Untuk itu pemerintah, melalui Bulog akan mendukung pasar dengan menyerap beras sesuai dengan harga yang telah ditentukan pemerintah.
Arif menyebut stok Bulog hari ini sekitar 800 ribu ton dan pemerintah akan menyerap beras hingga 1,2 juta ton. Jadi berapapun yang diminta pasar seperti Cipinang, akan dipenuhi, katanya.
Senada dengan Arif, Wamentan Harvick menyampaikan Kementerian Pertanian (Kementan) berkonsentrasi penuh dalam menjaga ketersediaan produksi beras sesuai target.
Pada tahun ini produksi cukup, namun karena ada situasi yang tidak bisa dihindari yang mengganggu distribusi dan penyerapan.
(CSP)