IGRA Deliserdang Gelar Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka

IGRA Deliserdang Gelar Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka
200-an Guru RA di Deliserdnag mengikuti pelatihan implementasi kurikulum merdeka (Analisadaily/Amirul Khair)

Analisadaily.com, Lubukpakam - Menindaklanjuti kurikulum merdeka yang menjadi acuan dalam pendidikan di Indonesia, Ikatan Guru Raudhatul Atfal (IGRA) Kabupaten Deliserdang menggelar pelatihan untuk peningkatan kapasitas pendidik di Kota Lubukpakam selama 2 hari Selasa-Rabu (4-5/10).

Ketua IGRA Deliserdang Alwan Syah Putra Harahap mengatakan, kurikulum merdeka merupakan cara belajar kreatif bagi peserta didik dengan mengedepankan gagasan serta ide mereka, sehingga lebih leluasa dalam proses belajar.

Sedangkan bagi pendidik, pelatihan diharapkan meningkatkan wawasan dan kapasitas mereka dalam memahami konsep kurikulum merdeka sehingga membuka ruang seluas-luasnya bagi anak untuk berkreasi dalam belajar.

Kurikulum merdeka menuntut pendidik memahami metode pengajaran yang kreatif terhadap peserta didik terlebih usia RA dikemas salah satunya lewat bercerita dan alat peraga kreativitas yang disiapkan peserta didik tersebut.

Guru RA harus mampu menyajikan cara belajar alternatif kreatif sehingga peserta didik bisa memilih cara yang disenanginya. Apa lagi usia peserta didik di tingkat RA cenderung senang dan mudah memahami lewat cerita, gambar dan hal-hal lain yang ia senangi.

"Jadi pendidik dituntut kreatif. Tidak boleh cara mengajarnya disamakan antara satu anak dengan lainnya dan hanya sesuai kemauan peserta didik itu," terang Alwan.

Hal senada diungkapkan naasumber pelatihan, Arya Dwi Susanto. Kurikulum merdeka itu bukan guru mengajarkan dengan caranya, tapi bagaimana guru memberikan pilihan-pilihan media yang anak senangi.

Dewasa ini, banyak guru yang hanya menekankan pembelajaran terhadap anak usia RA dengan baca tulis dan berhitung (calistung) tanpa memahami metodenya. Dengan usia anak yang masih RA, tentu mereka belum bisa calistung.

“Nah dengan metode lewat bercerita. Bercerita itu salah satu dari literasi untuk menyampaikan pembelajaran kepada anak-anak,” ulas Arya.

Media pembelajaran itu harus bercerita, tetapi media penghubung bercerita yang dibuat harus bisa menarik buat anak sehingga mereka senang, mudah mengikuti pembelajaran tersebut sesuai dengan tema.

Ditambahkannya, media-media yang disiapkan harus memuat nilai-nilai kebaikan yang memengaruhi pembentukan karakter anak lewat bercerita. Dan lewat pelatihan itu, para guru diharapkan tidak tertumpu dalam menyediakan media pembelajaran terlalu fokus membeli buku, namun bisa berkreasi dengan memanfaatkan barag-barag bekas sebagai medianya.

Pelatihan dibuka secara resmi Ketua IGRA Sumatera Utara Hayatun Mardiyah diikuti 200-an guru RA se-Deliserdang, Ketua dan Sekretaris IGRA Kecamatan serta 3 Fasilitator Daerah (Fasda) yang berkompeten.

(AK/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi