Para dosen dan mahasiswa PMM-PMN MBKM berfoto bersama dengan dosen di Istana Maimoon, belum lama ini. (Analisadaily/istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan Program Modul Nusantara (PMN) Tahun 2022, Universitas Sumatera Utara menerima 163 mahasiswa inbound dan lebih dari 30 perguruan tinggi di seluruh Indonesia di Asrama Mahasiswa USU mulai tiba Kamis (1/9) hingga Sabtu (3/10).
Selanjutnya berlangsung acara Welcoming Party PMM pada di Inter Coffee USU, Senin (5/9). Acara ini dihadiri Rektor USU Dr Muryanto Amin, SSos, MSi, Wakil Rektor 1 Dr Edy Ikhsan, SH, MA, Direktur Direktorat Pengembangan Pendidikan Dr. Muhammad Anggia Muchtar, ST, MMIT., Koordinator PMM Muhammad Arif Lubis, SE, M. Si., Koordinator Dosen Modul Nusantara Drs. Gustanto, M Hum, Pengelola Keuangan PMM Siswanto, SP, Dosen Modul Nusantara dan seluruh mahasiswa inbound USU.
Dalam mendukung PMN, Kelompok 5 perdana melaksanakan Modul Kebhinekaan-1, di Kolam Perpustakaan USU, Sabtu, (10/9) dengan Dosen Modul Nusantara Ameilia Zuliyanti Siregar, M.Sc., Ph.D dan Liaison Officer (LO), Tietin Indiyanti.
Pada sesi ini, mendeskripsikan USU, Medan dan Istana Maimon. Selanjutnya, mahasiswa memperkenalkan diri dan bercerita mengenai pengalaman baik dari tempat asal maupun saat di Medan sebagai bonding awal kegiatan. Kemudian, dilanjutkan dengan bercerita mengenai sejarah Medan dan bangunan ikonik, Istana Maimun sebagai rumah adat Melayu deli yang dibangun Tahun 1888. Mahasiswa diharapkan bersilaturahmi, membangun keakraban, serta menambah wawasan mengenai keanekaragaman budaya di Sumut.
Lalu digelar Modul Kebhinekaan-2 Nonton Bareng “Pariban: Idola Dari Tanah Jawa” di Kolam Perpustakaan USU, Sabtu (17/10). Pariban berarti saudara sepupu, bermakna menurut sistem kekerabatan adat Batak, hubungan antara seorang laki-laki dengan seorang wanita yang dilahirkan tulang atau semarga dengan ibu si pria tersebut. Manakala dari sudut pandang wanita, Pariban merupakan saudara sepupu atau pria yang dilahirkan oleh namboru/semarga dengan ayah wanita tersebut. Hak seorang laki-laki/perempuan menikah dengan Paribannya.
Modul Kebhinekaan-3 memperkenalkan enam jenis permainan tradisional di Sumatera Utara yaitu Marsiada, Margala, Marsiteka, Marguli, Rimau Langkat, Pati Gajah, Sabtu (24/10).
"Dari permainan ini kita dapat mengambil pelajaran agar disiplin, kerja sama, fokus, mengatur strategi, keakraban, dan menjaga kearifan lokal Sumut," ungkapnya. Selanjutnya, Modul Refleksi-1 melakukan Role Play “Marsikola” yang mengangkat tema pentingnya sekolah bagi kehidupan anak bangsa menggunakan bahasa serta logat Medan dalam memerankan role play Marsikola.
Kemudian pada Modul Kebhinekaan-4 berlangsung Sabtu (24/10) yang mengusung budaya “Mangalehen Mangan” dari adat Mandailing, Sipirok dan Toba. Mangalehen Mangan berarti memberi makan pada malam hari menjelang seorang anak gadis akan menikah. Bermain peran dalam prosesi Mangalehen Mangan dilakukan mahasiswa/i PMN sebagai amang, inang, amangboru, nanguda dan keluarga saat pemberian makan terakhir dari orangtua dan nasihat dari keluarga bagi calon pengantin perempuan. 1
Kegiatan selanjutnya melaksanakan Modul refleksi-2, Focus Group Discussion (FGD) Plasma Nutfah Sumber Daya Alam yang mengangkat isu-isu sosial terkait pemanfaatan, masalah, dan solusi tentang Sumber Daya Alam di Indonesia.
Lalau berlangsung kegiatan Modul Kebhinekaan-5, Sabtu (8/10) dengan mengeksplorasi tempat-tempat bersejarah di Medan, yaitu Masjid Raya Al-Mashun Medan, Vihara Maitreya Medan, dan Istana Maimun. Tujuannya agar mahasiswa mengetahui sejarah rumah ibadah dan deskripsi Kesultanan Deli di Medan.
Kegiatan Modul Kebhinekaan-6 mensosialisasikan Workshop “Motivasi Kesehatan, Sadar Lingkungan Dalam Perspektif Islam Tentang Menjaga Lingkungan, Pengelolaan Sampah, dan Pengolahan Sampah” Majelis Ulama Indonesia Sumatera Utara dengan tiga narasumber, yaitu Wakil Ketua Umum MUI Sumatera Utara, Dr. H. Ardiansyah, MA; Prof. Dr. H. Asmuni, MA tentang Pola Hidup Sehat dan bersih Menurut Islam, Sabtu (15/10),
Sampah menjadi persoalan strategis nasional, termasuk di Sumatera Utara, khususnya Medan. Data SIPSN Tahun 2021, timbulan sampah Medan mencapai 1,767.16 ton/hari; 645,012.56/tahun. Sedangkan, pengurangan sampah (15,6 persen), penanganan (14,9 persen), sampah terkelola (64,78 persen), sampah tidak terkelola (35,22 persen). Mengatasi masalah ini, Pemko Medan melakukan contoh kawasan bebas sampah di tiga Kecamatan (Medan Petisah, Medan Labuhan, Medan Deli) serta tiga pasar (Pasar Induk Lau Cih-Medan Tuntungan, Pasar Bakti serta Pasar Sentosa Baru). Sistem pengelolaan sampah dari open dumping menjadi ke sanitary landfill. Pembentukan TPS 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Penerapan teknologi Al Fimer (Advanced Landfill Mining With Material & Energy Recovery) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Terjun.
Kegiatan aplikasi dan pemanfaatan Sampah menjadi 3R (Reduce-Recycle-Reuse) Ainun Saniah, pimpinan Bengkel Kreasi Daur Ulang dengan mengolah bahan buangan dari plastik, styrofoam, kertas, kain perca dan lainnya menjadi barang bernilai jual dan tepat guna. Peserta sangat antusias mengolah sampah menjadi kerajinan tangan menjadi bros, bunga, tas, magnetik kulkas, dan lain-lainnya. Slogan “Sampah Penyebab Masalah, menjadi Sumber Rupiah” dapat terealisasi jika kita punya motivasi, kemauan, waktu untuk mengolahnya
(ARU/JG)